Contoh Naskah Drama Caligula karya Albert Camus - Siapakah Albert Camus? Albert Camus merupakan penulis terkenal sekaligus filsuf Prancis keturunan Spanyol yang dianggap sebagai bagian dari penulis eksistensialis. Ia lahir di Aljazair, pada 7 November 1913. Setelah meraih gelar di bidang filsafat, Albert Camus pindah ke Prancis, dan aktif di bidang jurnalistik serta politik. Setelah pecah Perang Dunia II, ia mengkonsentrasikan diri pada bidang penulisan, dan berhasil melahirkan karya-karya terkenal, seperti “L’exil et le Royaume”, “L’état de Siège”, dan lain-lain.
Bersama Jean-Paul Sartre, yang menjadi teman dekatnya, Camus mendirikan surat kabar beraliran kiri, bernama Combat, hingga tahun 1951. Sedangkan karyanya yang paling terkenal adalah “The Myth of Sisyphus”. Didalam buku tersebut, Camus memaparkan tema sentral filsafat eksistensialisme, yaitu absurditas. Camus menganggap bahwa eksistensi manusia adalah hal yang absurd. Absurditas eksistensi manusia berasal dari usaha manusia untuk memahami dunia yang tidak masuk akal.
Berikut salah satu terjemahan naskah drama terkenal dari Albert Camus yang berjudul 'Caligula'. Silahkan disimak ya Sob..
CALIGULA
karya Albert Camus
PEMERAN:
- CALIGULA UMUR ANTARA 27-30 TAHUN
- CAESONIA GUNDIK CALIGULA, UMUR 35 TAHUN
- HELICON SAHABAT CALIGULA
- SCIPION UMUR 17-20 TAHUN
- CHEREA PENYAIR UMUR 30-35 TAHUN
- BANGSAWAN TUA UMUR 70-75 TAHUN
- BANGSAWAN I UMUR 45 TAHUN
- BANGSAWAN II UMUR 50 TAHUN
- BANGSAWAN III UMUR 50-55 TAHUN
- MEREIA UMUR 55-60 TAHUN
- MUCIUS UMUR 33-35 TAHUN
- LEPIDUS UMUR 55-60 TAHUN
- PENGAWAL-PENGAWAL ANTARA 30-40 TAHUN
- ORANG-ORANG UMURNYA BERAGAM
- PENYAIR-PENYAIR UMURNYA BERAGAM
BABAK I
BALAIRUNG ISTANA KERAJAAN (RUMAH CALIGULA)
SEJUMLAH BANGSAWAN, PENGAWAL DAN LAIN-LAIN SEDANG BERKUMPUL DI BALAIRUNG, MEREKA TAMPAK GELISAH
BANGSAWAN I
Belum juga ada berita
BANGSAWAN II
Kemarin tidk, begitupun hari ini
BANGSAWAN III
Tiga hari tanpa ada berita
BANGSAWAN TUA
Pesuruh pergi, pesuruh datang, jawab yang dibawa selalu geleng kepala “Tidak ada”
BANGSAWAN II
Jangan kelewat cemas, nanti juga ia kembali seperti dulu lagi
BANGSAWAN TUA
Sebelum ia pergi, aku lihat ada sinar ganjil di matanya
BANGSAWAN I
Aku pun melihatnya. Bahakan aku bertanya padanya. Apa ada yang kurang?
BANGSAWAN III
Apa jawabnya?
BANGSAWAN I
“Tidak ada”. Hanya itu
HENING SESAAT, HELICON MASUK SAMBIL MENGUNYAH SESUATU
BANGSAWAN III
Gelisah kita dibikinnya
BANGSAWAN II
Mengapa? memang begitu adapt orang muda
BANGSAWAN TUA
Tuan benar. Orang muda selalu lemah hati
BANGSAWAN I
Apa betul begitu?
BANGSAWAN TUA
Tentu. Satu gadis hilang, selusin gantinya
HELICON
O! Jadi Tuan kira dibelakang ini ada soal perempuan?
BANGSAWAN II
Apalagi kalau bukan itu!? Tapi untunglah kesediahn tidak berlangsung lama. Apakah ada diantara kita yang sanggup berdukacita karena kehilangan seseorang lebih dari setahun?
BANGSAWAN I
Tak seorang pun yang dapat
BANGSAWAN TUA
Hidup akan pahit sekali kalau kita sanggup menjalankan itu
BANGSAWAN I
Memang. aku misalnya, aku kehilangan istriku tahun yang lalu. Aku menangis sejadi-jadinya, sudah itu aku mencoba melupakannya. Kadang-kadang aku masih bisa merasakan, tapi untunglah keadaan ini tak sering
BANGSAWAN TUA
Ya. Alam adalah dukun yang baik
BANGSAWAN I
bagaimana, ada kabar?
CHEREA
Belum
HELICON
Ayolah tuan-tuan. Tak ada gunanya bercemas hati
BANGSAWAN I
Memang
HELICON
Walau susah, keadaan tak akan berubah…. Sekarang sudah waktunya makan
BANGSAWAN TUA
Betul. kita jangan menyangka yang bukan-bukan
CHEREA
Hatiku tak begitu senang. tapi segalanya kelihatan lancer. Sebagai seorang pemimpin dia boleh disebut penjelmaan dari kesempurnaan
BANGSAWAN II
Ya, pemimpin yang sesuai dengan keinginan kita, hati-hati walaupun tak berpengalaman
BANGSAWAN I
Apa yang kaurisaukan? Tak ada alas an untuk meratap seperti itu. Ia cinta pada Drusila, atau katakanlah bahwa cintanya kepada Drusil melebihi cinta kakak pada adik. Menjijikan memang. Kelewatan sekali untuk menjadikan seluruh warga ributm hanya karena gadis itu mati
CHEREA
Mungkin. Tapi seperti yang kukatakan, hati saya tak begitu senang. Keadaan ini menggelisahkan saya
BANGSAWAN TUA
Memang tak akan ada asap jika tidak ada api
BANGSAWAN I
Tapi bagaimanapun juga, demi kepentingan Negara, ia tak boleh menjadikan….menjadikan perbuatan yang akan disesalinya ini menjadi bencana nasional. Mungkin hal itu memang telah terjadi, tetapi makin tidak dibicarakan, makin baik
HELICON
Bagaimana tuan tahu begitu pasti, Drusila yang menjadi sebab?
BANGSAWAN II
Siapa lagi kalau bukan dia!?
HELICON
Mungkin juga bukan siapa-siapa. Begitu banyak alas an yang dapat dikedepankan. Tapi emmang justru alas an yang begitu yang dimunculkan!
SCIPION MASUK. CHEREA BERJALAN MENEMUINYA
CHEREA
Ada kabar?
SCIPION
Belum. Kecuali kabar-kabar dari beberapa warga yang telah merasa melihat dia kemarin malam di tempat hiburan dan ada juga yang melihat dia sedang lari dalam hujan badai
CHEREA
Dengan hari ini sudah tiga hari
SCIPION
Ya. Aku ada di situ, mengikuti dia seperti bisaa. Ia hampiri jenazah Drusila, dipukulnya dengan dua jari, sudah itu ia seolah-olah tenggelam dalam pikirannya. Kemudian ia berbalik lalu berjalan keluar dengan tenang…. Sejak itu kita mencari dia…. Dengan sia-sia
CHEREA
Dia terlalu asyik dengan kesusasteraan
BANGSAWAN I
Ah, maklumlah dalam umur begitu mu…(Dipotong)
CHEREA
Umur memang, tapi tidak dalam kedudukannya. Seorang pemimpin yang berjiwa seni adalah sesuatu yang salah. Tapi bisaanya pemimpin-pemimpin seperti itu cukup punya perasaan untuk mengingat bahwa dia adalah abdi rakyat
BANGSAWAN II
Dan menyebabakan keadaan jadi lancar
BANGSAWAN TUA
Satu manusia, satu pekerjaan…. Demikian seharusnya
SCIPION
Apa yang harus kita lakukan, Cherea?
CHEREA
Tidak ada
BANGSAWAN II
Kita hanya bisa menunggu. Jika ia tidak kembali, maka gantinya harus kita carikan. Diantara kita….Tidak kurang calon
BANGSAWAN I
Memang. Tapi yang kurang adalah calon yang tepat
CHEREA
Misalkan ia kembali dengan hati yang berang?
BANGSAWAN I
Ah, Ia masih muda, nanti kita tunjukan pikiran yang sehat padanya
CHEREA
Dan kalau ia tidak mau terima, bagaimana?
BANGSAWAN I
Dalam keadaan seperti ini sahabat, jangan lupa, bahwa aku pernah menulis buku tentang revolusi. Isinya dapat kau temui segala petunjuk
CHEREA
Nanti kulihat, tapi aku lebih suka membaca bukuku sendiri
SCIPION
Saya permisi
CHEREA
Dia marah
BANGSAWAN TUA
Scipion masih muda sekali, anak muda selalu seperasaan
HELICON
Ah, Scipion tak masuk hitungan
SEORANG PENGAWAL MASUK
PENGAWAL
Tuan Caligula kelihatan di taman samping
SEMUA KELUAR
PANGGUNG SUNYI BEBERAPA SAAT. CALIGULA MASUK DARI SEBELAH KIRI. RAMBUTNYA BASAH, SELURUH BADANNYA BERKERINGAT, PAKAIANNYA BERANTAKAN ACAK-ACAKAN, MATANYA NANAR. KEMUDIAN IA MENDEKATI CERMIN YANG TERGANTUNG DI TAMAN ATAS BOLA LAMPU TAMAN. IA MELIHAT BAYANGAN WAJAHNYA LALU MENGAMATINYA, MERABA-RABA WAJAHNYA. IA DUDUK DENGAN LESU, HELICON MASUK DARI KIRI, WAKTU MELIHAT CALIGULA IA BERHENTI DIUJUNG PANGGUNG DAN MEMPERHATIKANNYA. CALIGULA MEMBALIK DAN MELIHAT HELICON. HENING SEKEJAP
HELICON (Dari ujung panggung)
Selamat pagi, Tuan
CALIGULA (Datar)
Selamat Pagi, Helicon (Hening lagi sebentar)
HELICON
Kau lelah kelihatannya
CALIGULA
Aku banyak berjalan
HELICON
Ya, kau telah pergi selama tiga hari
CALIGULA
Memang susah diperoleh
HELICON
Apa yang susah diperoleh?
CALIGULA
Apa yang kucari
HELICON
Apa itu?
CALIGULA (Datar)
Bulan
HELICON
Apa??
CALIGULA
Ya, aku ingin kan bulan
HELICON
Oh (Diam sebentar, Helicon mendekati Caligula) Dan mengapa kau inginkan bulan?
CALIGULA
Ah, ya. Itu satu barang yang aku belum punya
HELICON
O, begitu. Dan kini – sudah kau bereskan sehingga memuaskanmu?
CALIGULA
Belum. Aku tidak dapat memperolehnya
HELICON
Sayang sekali
CALIGULA
Ya. karena itu aku sangat lelah. (Diam) Helicon?
HELICON
Ya…
CALIGULA
Tak sangsi lagi. Tentu menurut pikiran kau, aku sudah gila
HELICON
kau sendiri tahu kau tidak pernah berpikir begitu
CALIGULA
Ah, betul juga… Sekarang, begini! Aku tidak gila. malahaan rasanya belum pernah aku setenang sekarang ini. Apa yang terjadi padaku adalah hal yang bisaa saja. Tiba-tiba aku didatangi keinginan yan mustahil. Cuma itu. (Diam) Menurut hematku, keadaan seperti sekarang jauh sekali daripada menyenangkan
HELICON
Banyak yang sependapat dengan kau
CALIGULA
Memang. Tapi dulu aku tidak sadari ini. Kini aku tahu dunia kita ini dengan apa yang orang sebutkan susunannya, tidak bisa kita biarkan. Itu makanya aku inginkan bulan, atau kebahagian, atau hidup abadi…..
Pendeknya sesuatu yang tak masuk akal kedengarannya. tapi yang tak dapat digolongkan kepada dunia ini
HELICON
Dalam teroi jelas sekali kedengarannya. Cuma dalam prakteknya hal seperti itu tak bisa dilaksanakan
CALIGULA
Kau lupa karena tidak seorang pun yang berani mengikuti pikirannya sampai ke ujungnya, makanya tak ada yang tercapai sampai saat ini. Satu-satunya yang harus dilakukan, terus berpikir lurus dan logis. Dengan mengorbankan segalanya (Mengamati wajah Helicon) Aku pun tahu apa yang kau pikirkan. Alangkah ributnya hanya karena seorang perempuan telah meninggal. Tapi bukan itu. Memang aku ingat beberapa hari lalu seorang perempuan telah meninggal. Seorang perempuan yang kucintai. Tapia pa cinta itu? Soal tetek bengek dan aku bersumpah pada kau, bukanlah kematian yang menjadi masalah di sini. Ia tidak lebih dari suatu perlambang kebenaran, yang membuat bulan menjadi penting bagiku. Suatu kebenaran yang bersahaja, jelas bahkan hampir-hampir edan. Tapi suatu kebenaran yang susah untuk didekati dan pahit untuk dialami.
HELICON
Tapi bolehkahaku tahu , kebenaran apakah yang telah kau temui itu?
CALIGULA (Memalingkan muka, tinggi, dingin dan datar)
Manusia mati dan mereka tidak berbahagia!
HELICON
Bagaimanapun juga, kebenaran-kebenaran itu adalah kebenaran yang dapat diterima dengan ikhlas. Coba lihat orang-orang di sana, kebenaran kau tidak mengurangkan kenikmatan yang mereka alamikala menyantap makanan mereka
CALIGULA (Marah tiba-tiba)
Segala itu membuktikan bahwa akudikelilingi oleh dusta dan penipuan diri sendiri. Aku sudah bosan! Aku mau manusia hidup dalam cahaya kebenaran. Dan aku punya kekuasaan untuk melakukannya, karena aku tahu apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka belum peroleh. Mereka tidak mengerti dan mereka memerlukan seorang guru, seseorang yang betul-betul arif tentang apa yang mereka bicarakan
HELICON
Jangan marah tuanku, jika aku menasehati kau sedikit…. Sekarang kau harus istirahat
CALIGULA (Seperti bisaa lagi)
Tidak mungkin Helicon. aku tidak mungkin istirahat lagi
HELICON
Tetapi, mengapa?
CALIGULA
Jika aku tidur, siapa yang akan membawakan bulan untukku?
HELICON (Diam bingung)
Benar juga
CALIGULA (Berdiri dengan susah payah)
Begini Helicon, Aku dengar suara orang berjalan dan suara orang bicara. Jangan katakan apa-apa. Lupakan kau telah bertemu denganku
HELICON
Aku maklum
CALIGULA (Berjalan)
Tolonglah aku mulai saat ini
HELICON
Tidak ada alas an untuk tidak menolongmu, Tuan. Tapi pengetahuanku sangat sedikit dan perhatianku sangat terbatas. Dengan cara apa aku dapat menolongmu, Tuan?
CALIGULA
Dengan cara…. yang mustahil
HELICON
Aku akan berusaha
CALIGULA KELUAR. SCIPION DAN CAESONIA BERGEGAS MASUK
SCIPION
Tidak ada orang! Apa tidak kau lihat dia, Helicon?
HELICON
Tidak
CAESONIA
Helicon, apa dia tidak mengatakan apa-apa sebelum pergi (Menyelidik)
HELICON
Aku bukan tempat ia mencurahkan rahasianya. Aku hanya menontonnya. Begitu lebih baik
CAESONIA
Jangan begitu, Helicon
HELICON
Caesonia sayang, seperti kita tahu semua, Caligula adalah seorang idealis.Ia mengikuti pikirannya sendiri dan tidak seorang pun dapat meramal sampai kemana ia akan dibawa pikirannya…. Tapi, permisi dulu
HELICON KELUAR
CAESONIA DUDUK DENGAN HATI GUNDAH GULANA
CAESONIA
Seorang pengawal melihat ia lewat, seluruh warga kota melihat Caligula dimana-mana. Dan Caligula, tentu tak melihat apa-apa selain pikirannya sendiri
SCIPION
Pikiran apa itu?
CAESONIA
Bagaimana aku tahu, Scipion?
SCIPION
Drusila barangkali?
CAESONIA
Mungkin. Satu hal pasti sudah, ia mencintainya. Memang pahit sekali rasanya menerima kematian seseorang yang kemarin masih berada dalam pelukan kita
SCIPION (Dengan malu-malu)
Dan kau?
CAESONIA
Ah, aku hanya gundiknya yang sudah tua
SCIPION
Caesonia, dia harus kita tolong
CAESONIA
Jadi kau juga sayang padanya?
SCIPION
Ya. Ia sangat baik padaku. Ia hidupkan semangatku. Aku tak akan pernah lupa hal-hal yang ia akatakan padaku. Dia bilang Hidup tidak mudah dan masih ada penghiburnya, agama, seni dan cinta yang kita timbulkan dalam diri orang lain. dan bahwa satu-satunya kesalahan yang mungkin diperbuat dalam kehidupan ini, ialah menyebabkan orang sampai jadi menderita. Ia ingin menjadi seorang manusia yang wajar
CAESONIA (Berdiri)
Ia masih remaja (Berjalan ke cermin/ bola lampu yang memperhatikan dirinya sendiri) Satu-satunya Tuhan yang kuyakini, ialah tubuhku sendiri, dan kini akan kuminta pada Tuhanku ini supaya ia mengembalikan Caligula kepadaku
CALIGULA MASUK, WAKTU MELIHAT CAESONIA DAN SCIPION IA BIMBANG DAN MUNDUR BEBERAPA LANGKAH. PADA SAAT ITU DARI BERBAGAI ARAH MUNCUL BANGSAWAN-BANGSAWAN DAN PARA PENGAWAL. MEREKA BERHENTI KAGET KARENA MELIHAT CALIGULA. CAESONIA BERBALIK, IA DAN SCIPION BERGEGAS KE ARAH CALIGULA YANG MENOLAK MEREKA DENGAN ISYARAT TANGANNYA
PENGAWAL (Suara yang sangsi)
Kami…. Kami telah mencari tuan di mana-mana
CALIGULA (Pendek dan agak keras)
O, begitu
PENGAWAL
Kami…. Artinya….
CALIGULA (Kasar)
Mau apa kau?
PENGAWAL
Kami merasa gelisah, Tuan
CALIGULA (Mendekat ke pengawal)
Urusan apa yang menyebabkan kau gelisah?
PENGAWAL
Ya….e…..(Ia beroleh ilham) Sebagaimana tuan tahu, ada beberapa hal yang harus dibereskan yang berhubungan dengan perbendaharaan dan administrasi
CALIGULA (Meleldak tertawa enak)
Hah….betul. Perbendaharaan dan administrasi! Betul juga, itu soal yang paling penting
PENGAWAL
Ya, Tuan
CALIGULA (Masih ketawa, pada Caesonia)
Apakah kau tak sependapat dengan itu, sayang? Perbendaharaan dan administrasi adalah soal yang maha penting
CAESONIA
Tidak Caligula, tepatnya adalah tempat kedua
CALIGULA
Itu hanya menandakan bahwa kau bodoh. Kami sangat memperhatikan soal itu, sangat penting. Susunan pajak kita, susila umum, politik luar negeri, perlengkapan angkatan bersenjata, hokum tanah dan lain-lain. Percayalah, semua itu penting. Sekarang pikiran itu akan kupergunakan untuk kepentingan itu. Sebagai permulaan, pengawal, coba dengarkan
PENGAWAL
Siap Tuan
YANG LAIN MAJU BEBERAPA LANGKAH KE DEPAN
CALIGULA
Tuan-tuan setia kepada saya, bukan? (Semua mengangguk, ada juga yang terpaksa) Baiklah! Ada sesuatu yang akan kusampaikan. Kita akan mengadakan perubahan lengkap dalam susunan ekonomi kita. Dalam dua tindakan, cepat dan tegas. Akan kuterangkan pengawal….Jika tuan-tuan ini sudah pergi
PARA BANGSAWAN KIKU DAN SEGERA PERGI. CALIGULA DUDUK DEKAT CAESONIA SAMBIL MEMELUK DAN MENCIUMNYA
CALIGULA
Sekarang perhatikan baik-baik. Tindakan pertama: Setiap pengusaha besar atau kecil, setiap pembantu-pembantuku yang punya modal besar atau kecil, semuanya sama. Tidak boleh mewariskan harta dan modalnya itu kepada anak-anaknya. Mereka harus menulis surat wasiat atau perjanjian yang baru dan menyerahkan harta mereka kepada Negara dan pemerintah, jika mereka sudah tidak ada lagi atau mati
PENGAWAL
Tapi, tuan….
CALIGULA
Aku belum selesai bicara dank au belum kuberi izin untuk bicara! Jika keadaan mendesak, kita akan usahakan supaya orang-orang itu cepat mati. Sebuah daftar akan saya buat, di mana peraturan untuk mereka akan ditentukan
CAESONIA (Melepaskan diri)
Tapi, mengapa kau…..?
CALIGULA (Cuek merasa tak terganggu)
Jelas sekali, bahwa peraturan kematian mereka tidak begitu penting. Atau lebih baik, hukuman mati ini semuanya sama penting – artinya tidak satupun yang penting. Semua mereka ini sama saja, yang satu sama salah dengan yang lain (Pada pengawal dengan kasar) Kau harus laksanakan tugas ini dengan tidak membuang waktu, dan periksa supaya ini dilaksanakan. Surat-surat itu harus sudah ditandatangani oleh mereka dan dalam satu bulan oleh setiap orang di propinsi-propinsi. laksanakan segera dan siapkan orang-orangmu
PENGAWAL
Tuan, aku sangsi. Apa tuan menyadari….
CALIGULA (Membentak)
Dengarkan baik, baik dungu! Jika perbendaharaan dan administrasi adalah maha penting, maka jiwa manusia tidak penting sama sekali. Orang yang berpikir seperti kau harus menerima kebenaran perintah ini, dan karena harta dan uang satu-satunya yang penting, karena itu kau tak akan menghargai jiwa kau sendiri atau jiwa orang lain.
Aku sudah memutuskan untuk berpikir logis dan aku punya kekuasaan untuk memaksakan kemauanku. Sekarang akan kau lihat artinya apa pikiran logis untukmu. Segala tentangan dan penentang akan kutindas. Jika perlu aku akan mulai dengan kau sendiri
PENGAWAL
Tuan, aku bersumpah, kesetiaanku berani diuji
CALIGULA
Aku juga. Percayalah. Kau tidak boleh menghindar dari rencanaku ini. Sekarang kau boleh pergi
PENGAWAL KELUAR
CAESONIA
Aku tak percaya kau bicara begitu. Ini Cuma olok-olok, bukan?
CALIGULA
Tidak, Caesonia. Kita anggap saja sebuah pelajaran
SCIPION
Tapi, tuan. Ini tidak mungkin
CALIGULA
Karena itulah….
SCIPION
Aku tidak mengerti
CALIGULA
Kuulangi lagi – Karena itulah – Sekarang aku menjelajah apa yang dianggap orang tidak mungkin. Atau lebih baik kukatakan begini. Akus edang berusaha memungkinkan yang tidak mungkin
SCIPION
Tapi ini permainan yang tidak ada batasnya. Ini suatu hiburan orang gila
CALIGULA
Tidak, Scipion. Ini hiburan seorang pemimpin yang berkuasa (Rebahan di sofa dengan nyaman) Akhrnya aku mengetahui apa gunanya kekuasaan. Ia dapat membuat yang mustahil terjadi. Mulai hari ini, selama masih ada nyawa di badan, kebebasan dan kekuasaanku tidak ada lagi batasnya
CAESONIA (Dengan sedih)
Aku sangsi apakah penemuan ini akan dapat membuat kita bahagia?
CALIGULA
Aku pun begitu. Tapi kukira kita harus menjalaninya
CHEREA MASUK
CHEREA
Aku baru mendengar kau telah kembali. Mudah-mudahan kau sehat
CALIGULA
Kesehataku mengucapak terima kasih padamu (Hening. Kemudian dengan tiba-tiba) Pergilah Cherea, aku tidak ingin bertemu dengan kau
CHEREA
Kau mengherankan aku, Caligula
CALIGULA
TIdak ada yang perlu kau herankan, Cherea. Aku tidak suka sastrawan dan dusta
CHEREA
Dusta tidak pernah tidak salah, karena itu kami lakukan dengan tidak sadar. Aku tidak merasa bersalah
CALIGULA
Dusta memang tidak pernah tidak salah. Dan dusta kau memberi sifat penting pada orang lain, dan itu yang tidak dapat kuampuni
CHEREA
Dan kini – karena dunia ini satu-satunya dunia yang kita punya, apakah ia tidak akan dibela?
CALIGULA
Pembelaan kau terlambat., hukuman telah dijatuhkan. Dunia ini tidak lagi penting. Sekali manusia menyadari itu, maka ia peroleh kemerdekaannya (Ia berdiri) Itu makanya aku benci padamu, kau dan golonganmu. Karena kalian tidak merdeka. Pada dirikulah kau melihat satu-satunya manusia yang merdeka di seluruh negeri ini. Kau seharusnya gembira karena akhirnya diantaramu, hidup seorang pemimpin yang dapat menunjukan jalan ke kemerdekaan. Pergilah Cherea, kau juga Scipion. Pergilah – karena apalah artinya persahabatan. Pergilah kalian dan siarkan berita ke seluruh negeri, bahwa akhirnya kemeredekaan telah diberikan kepada mereka. Dan dengan kemerdekaan ini, akan mulai suatu masa percobaan besar
MEREKA PERGI DAN CALIGULA BERPALING MENYEMBUNYIKAN WAJAHNYA
CAESONIA
Kau menangis?
CALIGULA
Ya, Caesonia
CAESONIA
Apa sebetulnya yang berubah dalam hidupmu? Memang kau mencintai Drusila, tapi kau juga mencintai yang lain – aku sendiri misalnya – ini bukan sebab untuk membuat kau menjelajahi pikiran dan perasaan, dengan membawa kengerian pada jiwamu
CALIGULA
Omomg kosong apa ini!? Mengapa Drusila dibawa-bawa? Kau kira cinta itu satu-satunya hal yang menyebabkan seorang laki-laki mengucurkan air mata?
CAESONIA
Maaf, Caligula. Aku hanya berusaha memahami kau
CALIGULA
Laki-laki menangis, akrena semua di dunia ini salah! (Caesonia menghampiri Caligula) Tidak, Caesonia. Tetaplah di tempatmu
CAESONIA
Segala kehendakmu akan kulakukan (Duduk) Dalam umurku sekarang, hidup sangat menyedihkan. Tapi mengapa dengan sengaja kita mempersedihnya lagi?
CALIGULA
Tidak. Tidak ada gunanya. Kau tidak mengerti. Tapi peduli apa? Barangkali aku akan menemui jalanku. Aku merasa sesuatu bergerak dalam diriku, seolah-olah hal yang belum lagi sempat diimpikan medsak keluar – dan aku tak dapat mencegahnya (Ia mendekati Caesonia) Caesonia, aku tahu orang merasa takut, tapi aku tak tahu apa artinya kata takut itu. Seperti orang lain, aku juga berpendapat bahwa takut adalah suatu penyakit pikiran – lain tidak.
Tidak, tubuhkulah yang sedang sakit. Sakit dimana-mana, di dada, kaki, tangan bahkan kulitku kasar dan kepalaku pusing. Rasanya aku ingin muntah. tapi yang paling pahit dari segalanya ialah rasa ganjil yang ada di lidahku. Bukan darah, maut atau demam, tapi campuran dari ketiganya. Aku Cuma memerlukan menggerakkan lidahku, lalu dunia jadi gelap dan semua manusia kelihatannya mengerikan. alangkah berat, alangkah pedihnya upacara untuk menjadi manusia ini
CAESONIA
Sayang, yang kau butuhkan, ialah tidur yang panjang dan pulas. Istirahatkanlah dirimu, dan hentikan berpikir. Aku akan menjaga selama kau tidur. Dan jika kau bangun, kau akan lihat bagaimana dunia telah kembali lagi pada keindahannya. Lalu kau harus mempergunakan kekuasaanmu untuk hal-hal yang baik – untuk lebih mencintai lagi apa yang dapat kau cinta. karena yang mungkin pun patut pula diberi kesempatan
CALIGULA
Ah, kalau untuk itu, aku tak perlu tidur – untuk membiarkan diriku bebruat sesukanya – dan itu adalah mungkin dan tak mungkin
CAESONIA
seseorang yang terlalu lelah selalu berpikir begitu. Suatu masa akan tiba, dimana pegangan seseorang akan menjadi kukuh kembali
CALIGULA
Tapi kita harus tahu dimana ia harus ditempatkan. Dan apa gunanya bagiku sebuah pegangan yang kukuh. Apakah gunanya kekuasaan besar yang ada padaku, jika aku tak dapat memaksa matahari turun dari timur, jika aku tak dapat mengurangi jumlah derita atau mengakhiri kematian? Tidak, Caesonia. Tidur atau tidak, bagiku sama saja. Jika aku tak punya kekuasaan untuk mencampuri perjalanan dunia ini
CAESONIA
Tapi itu artinya sama mau menyamai Tuhan. Itu suatu pekerjaan yang gila
CALIGULA
Jadi, kaupun mengira, bahwa aku gila. Dan kini – siapakah Tuhan yang ingin kusamai itu? – Aku mau merebut sebuah kenyataan dimana yang mustahil menjadi nyata. Yang tak mungkin menjadi mungkin
CAESONIA
Kau tidak dapat melarang matahari untuk tidak terbit. kau tidak dapat menghalangi wajah tua menjadi muda atau sebaliknya dan kau tidak dapat mencegah supaya hati manusia menjadi dingin
CALIGULA (Dengan semangat bertambah)
Aku mau menenggelamkan matahari ke dalam laut. Aku mau menyemarakkan kejahatan dengan kebaikan, aku mau memeras tawa dari kesakitan
CAESONIA (Meyakinkan)
Ada yang jahat, ada yang baik. Ada yang tinggi, ada yang rendah. Ada kelaliman ada keadilan. Percayalah bahwa semua ini tak akan berubah
CALIGULA
Dan aku telahj memutuskan untuk merubahnya. Aku akan memberikan sesuatu yang besar kepada zaman ini. Sama rata. Dan kalau semuanya telah disamaratakan, yang mustahil telah turun ke bumi dan bulan telah ada dalam tanganku – barangkali aku akan berubah bersama dunia. Manusia tidak akan lagi mengenal mati, dan berbahagialah selalu
CAESONIA (Suara iba, tangis sedikit)
Dan cinta? Apa kau akan mengingkari cinta?
CALIGULA (Amarah yang meledak)
Cinta? (Memegang bahu Caesonia dan mengguncangnya) Aku sudah tahu apa yang disebut cinta – omong kosong! Pengawal tadi benar, bahwa yang maha penting Cuma perbendaharaan. Puncak dari segalanya. Dan kini aku mau hidup, hidup yang sebenarnya. Dan hidup, sayang adalah lawan dari cinta. Aku tahu apa yang kukatakan. Aku undang kau untuk menghadiri sebuah pertunjukan yang paling indah, suatu kejadian besar.
Untuk itu aku memerlukan orang banyak – penonton, korban-korban, penjahat beratus bahkan beribu orang – (Ia berlari ke gong, lalu mulai memukul, makin lama makin keras dan cepat) Biar datang semua terdakwa, aku mau lihat penjahat-penjahat. mereka semua penjahat. (Masih memukul gong) Bawa masuk manusia yang terkutuk. Aku ingin penonton, hakim, saksi, terdakwa, semua dijatuhi hukuman mati tanpa diadili.
Ya, Caesonia aku akan perlihatkan pada mereka sesuatu yang sampai kini mereka belum pernah lihat, satu-satunya manusia yang merdeka di negeri ini (Waktu mendengar bunyi gong, warga diluar mulai berisik oleh berbagai bunyi, bunyi senjata beradu, peluit, suara langkah kaki, teriakan. Langkah makin cepat dan dekat. semua masuk tapi semua keluar lagi) Dan kau Caesonia, akan memathui perintahku. Kau tetap disampingku sampai saat terakhir. Alangkah hebatnya, kau lihatlah nanti. Bersumpahlah Caesonia, engkau akan tetap disampingku
CAESONIA (Dengan liar diantara dua pukulan gong)
Aku tidak perlu bersumpah. kau tahu aku mencintai kau
CALIGULA
Kau akan lakukan segala apa yang kukatakan!?
CAESONIA
Segalanya. Segalanya Caligula, tapi hentikan itu
CALIGULA
Kau akan ganas!?
CAESONIA (Menangis)
Ganas
CALIGULA (Masih memukul gong)
Berhati batu dan gelisah!?
CAESONIA
Gelisah!
CALIGULA
Dan kau juga menderita
CAESONIA
Ya, ya, Caligula. Aku jadi gila barangkali
BEBERAPA BANGSAWAN MASUK, DIIKUTI OLEH PARA PENGAWAL. SEMUANYA KAGET DAN CEMAS. CALIGULA MEMUKUL GONG UNTUK PENGHABISAN, LALU MENGANGKAT PEMUKULNYA, MEMUTAR-MUTARKAN, LALU MEMANGGIL DENGAN SUARA SERAK DAN LIAR
CALIGULA
Mari! Semuanya. Dekat, dekat lagi. (Liar) Pemimpin besar memerintahkan pada kalian suapay lebih dekat (Mereka mendekat bercampur takut) Cepat! Dan kau, Caesonia mari ke dekatku (Dipegang, dirangkul lalu dibimbingnya ke depan cermin dan dengan ayunan liar mereka bergoyang gemetar, lalu tertawa) Semua habis. Kau lihat sayang…. Akhir dari segala kenangan. Tidak satu pun, tidak siapapu yang tinggal. Oh, tidak, tidak benar itu, masih ada. (Ketawa) Lihat Caesonia. Kemari, kemari semuanya. Lihat….(ia berdiri di depan cermin)
CAESONIA (Memandang dengan kecut kea rah cermin)
Caligula!
CALIGULA MEMATUNG DEPAN CERMIN, MEMAINKAN MIMIK, MENGAMATI TUBUHNYA, KETAWA DAN MENGANGKAT KEDUA TANGANNYA
CALIGULA
Ya…..Caligula!!!
LAMPU PADAM/BLACK OUT
KAUM BANGSAWAN DAN BEBERAPA ORANG BERKUMPUL DALAM SEBUAH RUANGAN DI RUMAH CHEREA
BANGSAWAN I
Ia hinakan kehormatan kita
BANGSAWAN TUA
Ia memangilku “Cintaku sayang” depan orang banyak. Jangan lupa. Cukup menjadikan aku buah tertawaan orang. Hukuman mati rasanya masih terlalu baik buat dia
BANGSAWAN I
Ia memaksa kita berlari disampingnya jika ia berjalan menyusuri kota-kota
BANGSAWAN TUA
Perlakuan seperti itu tidak bisa dimaafkan
BANGSAWAN II
Katanya itu latihan yang baik buat kita
BANGSAWAN III
Tuan benar. itu melecehkan kita dan sulit untuk dimaafkan
BANGSAWAN I
Ia telah menyita hartamu Patricius. Ia telah membunuh ayahmu, Scipion. ia telah merebut dan merusak istrimu, Octavius. dan menyuruhnya kerja di rumah pelacurannya. Ia telah membunuh anakmu, Lepidus. Sekarang aku mau bertanya. Tuan-tuan, apakah tuan-tuan masih sanggup menahankan ini? Aku, bagaimana pun juga telah mengambil keputusan. Aku tahu resikonya, tapi aku juga tahu, hidup yang penuh ketakutan ini tidak bisa ditahankan lagi. lebih sakit dari mati. Ya, seperti kukatakan, putusanku tetap sudah
SCIPION
Waktu ia membunuh ayahku, ia pun telah menetapkan keputusanku
BANGSAWAN I
nah, apa tuan-tuan masih sangsi!?
OCTAVIUS
Tidak. kami bersama tuan. Ia telah merusak istri-istri kami dan mempekerjakan kami sebagai badut sirkus dan menghasut kami supaya berkelahi dengan rakyat jelata
BANGSAWAN TUA
Ia pengecut!
BANGSAWAN II
Ia kejam dan sewenang-wenang
BANGSAWAN III
Seorang pemain sandiwara
BANGSAWAN TUA
Ia seorang yang mati pucuk
SEBAUH KEKACAUAN YANG LIAR, SENJATA DIHUNUS, SEBUAH MEJA DIBALIKKAN. SEMUANYA BERLARI KE PINTU. WAKTU ITU MASUK CHEREA, TENANG, LALU MENGHENTIKAN KERIBUTAN MEREKA
CHEREA
Mau kemana tuan-tuan?
SESEORANG
Ke istana
CHEREA
Aku mengerti. Tapi apakah tuan-tuan akan diberi izin masuk?
SESEORANG LAGI
Kami tidak perlu minta izin
CHEREA
Tuan Lepidus, tolong tutupkan pintu itu (Pintu ditutup, lalu Cherea berjalan kea rah meja yang terbalik itu dan duduk di sudut, yang lain menghadap kepadanya) Soal ini tidak semudah yang tuan-tuan kira. jangan terburu nafsu, nanti celaka akibatnya
SESEORANG
Kalau kau tidak mau ikut serta, suka hati kaulah! Tapi kau tak usah banyak omong
CHEREA
Rasanya aku ikut saudara-saudara, jangan salah terima, tapi tidak karena alas an yang sama
SEBUAH SUARA
Cukup sudah omong kosongmu!
CHEREA
Baik. Sekarang mari kita bicarakan kenyataan sebenarnya. izinkan terlebih dulu aku jelaskan tentang diriku. Biarpun aku ikut dengan saudara-saudara. Aku sependapat, saudara-saudara telah memilih jalan yang salah.
Saudara-saudara belum lagi membuat ukuran yang baik dan jitu dari musuh-musuh saudara. Ini jelas! KArena saudara-saudara hanya berdasar pada alas an yang tetek bengek saja. Padahal dalam diri Caligula tidak ada tetek bengek. jangan begitu saudara-saudara mempersiapkan untuk jatuh. Kalian harus lebih mempersiapkan diri, jika kalian memandangnya sebagaimana dia yang sebenarnya
SESEORANG LAIN
Kami memandang dia sebagai penindas yang gila
CHEREA
Tidak. Kita cukup kenal pada pemimpin-pemimpin yang gila. tapi yang ini belum cukup gila. Yang aku jijikan dalam dirinya adalah ia tahu apa yang dia mau
BANGSAWAN I
Kamipun tahu, ia mau membunuh kita semua
CHEREA
Tuan lupa, kematian kita baginya bukan soal yang pokok. Ia memakai kekuasaannya untuk kepentingan untuk suatu nafsu yang lebih tinggi dan lebih tajam. nafsu ini mengancam segala yang kita anggap suci. Ia adalah pemimpin yang punya kekuasaan yang tidak terbatas. Ini baru terjadi pada seseoranng yang tidak membatasi pemakaian kekuasaan dan menganggap manusia dan dunia yang kita kenal, tidak berharga sama sekali.
Ini yang mengerikan aku terhadap Caligula dan ini yang harus kita lawan. Kehilangan jiwa bukanlah suatu yang besar. Jika sampai waktunya, aku pun cukup tabah untuk mengorbankan jiwaku. tapi kalau soal tujuan hidup ia tidak bisa menyatakan bahwa hidup tidak ada artinya sama sekali. Seorang manusia tidak bisa hidup tanpa suatu tujuan
BANGSAWAN I
Pembalasan dendam adalah suatu tujuan
CHEREA
Ya dan aku akan ikut. tapi jangan lupa bahwa hal ini kulakukan bukan atas dasar tanggungan saudara-saudara, atau bukan pula untuk menolong saudara-saudara untuk membalaskan kemarahan yang tak berarti. Tidak, Jika aku menyatukan diri dengan kalian, maka ini adalah karena aku mau melawan sebuah cita-cita besar – sebuah cita-cita yang jika ia menang akan memusnahkan segalanya.
Ia merubah filsafatnya jadi mayat manusia, sedangkan filsafat ini – celakanya – mulai dari awal sampai akhirnya cukup logis, cukup masuk akal. Kita akan memukul jika pikiran kita tidak dapat lagi menjelaskan
SEBUAH SUARA
Kita harus bertindak
CHEREA
Kita harus bertindak, aku setuju. Tapi serangan dari depan tidak ada artinya jika kita menghadapi seorang pemimpin gila yang sedang berada di puncak kebesarannya. Kita boleh mengangkat senjata melawan seorang penindas, tapi muslihat diperlukan untuk menghancurkan niat jahat. Kita hanya dapat mengusulkan supaya mengikuti liku-liku pikirannya, dan menunggu kesempatan sampai logikanya karam dalam suatu kegilaan yang betul. Yang mendorong aku bukan ambisi, tapi ketakutan, ketakutanku yang wajar terhadap pandangan yang mengerikan dimana kehidupan tidak lebih artinya daripada sebutir debu
BANGSAWAN I
Aku paham apa yang kau maksud. Bagaimana pun juga yang penting ialah bahwa kau juga merasa seluruh masyarakat terancam. Alasan kita yang terpenting bersifat moril. Kehidupan kekeluargaan kini hancur, rasa hormat terhadap pekerjaan yang jujur tidak ada lagi, suatu gelombang kebobrokan moril memukul keras di dalam masyarakat. Siapa diantara kita yang dapat bersikap tidak peduli terhadap panggilan-panggilan kesalehan dan kejujuran nenek moyang kita yang sedang terancam bahaya!?
BANGSAWAN TUA
Apakah kalian mau membiarkan diri dipanggil “Cintaku sayang”?
SESEORANG
Dan istri kita direbut dan dirusak?
SUARA LAIN
Dan harta kita?
SEMUA
Tidak!?
BANGSAWAN I
Cherea, nasehatmu baik sekali, dan usahamu menenangkan kami sangat terpuji. Memang belum matang untuk bertindak. Sudikah kau bersama kami menentukan kapan saat sebaiknya untuk memberikan pukulan dengan akurat?
CHEREA
Ya, aku bersedia. Sementara ini biarkan Caligula mengikuti angan-angannya. Malah sebaiknya mari kita usulkan dia untuk melakukan rencana-rencananya yang paling gila. Mari kita masukan suatu system ke dalam kegilaannya. Nanti suatu hari akan tiba, dimana ia tinggal sendiri bersama angannya
TERDENGAR SUARA HIRUK PIKUK, BUNYI TEROMPET KEDENGARAN DI LUAR. LALU DIAM, TAPI SUARA KECIL MEMBISIKAN NAMA CALIGULA
CALIGULA DAN CAESONIA MASUK DIIRINGKAN OLEH HELICON DAN BEBERAPA ORANG PENGAWAL. SEMUA DIAM. CALIGULA BERHENTI DAN MEMANDANGI PEMBERONTAK-PEMBERONTAK ITU. DENGAN TIDAK BERKATA SEPATAH KATA PUN, IA PERGI DARI KELOMPOK BANGSAWAN DAN YANG LAIN SATU PERSATU DIPERHATIKAN, DIBETULKAN SIKAP BADANNYA, DIPERHATIKAN LALU PERGI TANPA SEKECAP KATAPUN
CAESONIA (Dengan ironis sambil menunjukan kekacauan yang terdapat dalam ruang itu)
Apa tuan-tuan habis bertengkar?
CHEREA
Ya, kami habis bertengkar
CAESONIA
O ya!? Boleh aku tahu apa yang kalian pertengkarkan?
CHEREA
Tidak apa-apa
CAESONIA
Jadi, kalau begitu tidak betul?
CHEREA
Apa yang tidak betul?
CAESONIA
Kalian tidak bertengkar
CHEREA
Kalau begitu katamu, apa boleh buat… kami tidak bertengkar
CAESONIA (Tersenyum)
Barangkali lebih baik kau bereskan tempat ini, Caligula tidak suka pada tempat yang kotor
HELICON (Pada Bangsawan tua)
Jangan sampai mati, atau paling tidak sengsara, karena tuan memaksa dia melakukan sesuatu diluar wataknya
BANGSAWAN TUA
Maaf. Apa yang telah kami lakukan?
HELICON
Tidak apa-apa. Justru tidak apa-apa. Mengagumkan sekali perasaan sia-sia dalam hal ini. Bisa menjadikan kita sakit syaraf. Coba, misalkan tuan jadi Caligula? (Diam sebentar) Aku mengerti, rupanya kalian sedang asyik membuat komplotan
BANGSAWAN TUA
Ini kelewatan. Aku berharap Caligula tidak akan mengira…..
HELICON
Ia tidak mengira. Ia tahu, tapi kukira pada dasarnya, hal ini menyenangkan hatinya juga. Tapi mari kita bereskan tempat ini
SEMUANYA MEMBERESKAN. CALIGULA MASUK. IA MEMPERHATIKAN YANG SIBUK MEMBERESKAN
CALIGULA (Pada bangsawan tua)
Selamat, cintaku sayang (Pada yang lain) Saudara-saudara, aku sedang menuju pelaksanaan hukuman mati. Tapi alangkah baiknya aku mampir ke tempatmu Cherea, untuk bersantap sedikit. Aku sudah memerintahkan supaya dibawa makanan kemari untuk kita semua. Tapi panggilah istri-istri kalian dulu (Diam sesaat) Rafius harusnya bersyukur aku merasa lapar (Diam penuh rahasia) Aku mau mengatakan sesuatu pada kalian. Rafiuslah, Ksatria yang mau dihukum mati hari ini (Diam lagi) Ada apa ini? Tidak seorang pun diantara kalian yang bertanya mengapa ia kusuruh dibunuh? (Tak seorang pun yang bicara. Sementara itu pelayan-pelayan menghidangkan makanan) Bagus, bagus! Rupa-rupanya saudara-saudara sudah mulai mengerti dan agak cerdas sekali (Ia menyantap buah anggur) Bahwa seseorang untuk beroleh hukuman mati, tidak perlu melakukan perbuatan salah. Aku bangga atas diri kalian (Tiga perempuan masuk) Bagus, mari kita duduk, hari ini tidak ada protokoler, acara santai (Semua duduk) Sahabat kita Rafius untung besar tapi aku tidak tahu apa ia senang dengan pengunduran ini? Kematiannya ditangguhkan beberapa jam. Itu sama nilainya dengan emas!
(Ia mulai makan, yang lain juga ikut makan. Caligula memperlihatkan cara makan yang buruk sekali. Batuk, melemparkan biji ke piring orang lain, meludah, minum dengan berkumur, mencungkil sisa makanan di gigi dll. Dia rileks aja tak ada tanda merasa salah apalagi minta maaf. Tiba-tiba ia berhenti makan. Memandang kea rah Lepidus dan bicara dengan kasar)
Kau marah kelihatannya, Lepidus. Apa karena anakmu kubunuh?
LEPIDUS (Gugup)
Tidak, tuan. Bahkan sebaliknya.
CALIGULA (Meniru Lepidus)
“Bahkan sebaliknya”. Aku selalu senang melihat wajah yang menyembunyikan rahasia hati. Wajahmu suram, bagaimana hatimu? Bahkan sebaliknya, bukan begitu Lepidus?
LEPIDUS (Sedikit marah tapi grogi)
Bahkan sebaliknya, tuan
CALIGULA (Makin senang dengan keadaan seperti itu)
Percayalah, Lepidus. Tidak ada orang yang lebih kusenangi selain engkau. Kini mari kita bergembira bersama. Coba ceritakan sebuah cerita lucu….
LEPIDUS (Tak dapat menahan lebih lama)
Tu, tuan….
CALIGULA
Baik, baik! Kalau begitu, aku saja yang cerita. Tapi kau Lepidus, kau akan tertawa, bukan? (Dengan pandangan jahat) Biarpun untuk keselamatan anakmu yang kedua (Sinis) Pendekanya, sebagaimana kau katakan kau tidak berada dalam gundah. Bahkan….Bahkan…. Ayolah lepidus….Bahkan…..
LEPIDUS(Dengan susah)
Bahkan sebaliknya, tuan
CALIGULA (Ketawa)
Bagus-bagus….(Minum) Sekarang dengarkan. Pada suatu ketika hiduplah seorang pemimpin muda yang tidak dicintai oleh siapapun juga. ia cinta pada Lepidus. untuk memusnahkan cinta ini dari hatinya, amak dibunuhlah anak Lepidus yang bungsu (Lebih bersemangat) Tidak usah disebutkan, bahwa hal ini tidak betul sama sekali.
Tapi bagaimana pun juga cerita ini masih cukup lucu bukan?
Tapi kau tidak tertawa, tak seorang pun tertawa, kalian dengar! (Marah) Aku perintahkan semuanya untuk tertawa! Kau Lepidus, pimpin paduan suara ini! Ayolah, semua berdiri dan ketawa (Memukul meja) Apa kalian dengar apa yang kukatakan! Aku mau kalian semua tertawa!
(semua hadirin yang hadir berdiri. Dalam adegan ini, semua pemain berlaku seperti boneka dalam pertunjukan wayang, kecuali Caligula dan Caesonia. Caligula senang dan tertawa di tempatnya, kayak orang gila)
Oh, Caesonia, lihatlah! Permainan selesai sudah. Kehormatan, kecerdasan dan martabat seluruh negeri, hilang ditiup angina. Angin ketakutan telah meniupnya sampai habis. katkutan Caesonia. – moga-moga kau setuju – adalah suatu keharusan yang mulia, murni bersahaja dan berdiri sendiri (Ketawa dan minum) Ya, ya. Mari kita bicarakan apa saja. Apa pikiranmu, Cherea? Kenapa kau ajdi pendiam?
CHEREA
Aku sedia untuk bicara, dengan izinmu
CALIGULA
Bagus. Kalau begitu jangan hanya bicara, tapi aku ingin mendengar kawan kita Mucius bicara lebih dulu
MUCIUS (Dengan enggan)
Dengan segala senang hati, tuan
CALIGULA
Ceritakan sedikit pada kami perihal istrimu. Sebelum itu, suruh dia duduk di sini, di sebelah kananku (IStri Mucius duduk di sebelah Caligula) Nah, Mucius. Kami menunggu
MUCIUS (Hampir tak tahu apa yang mesti dikatakan)
Istriku. Aku cinta padanya (Yang lain ketawa)
CALIGULA
Tentu, sahabatku, tentu. Alangkah tololnya kau. Apa tidak ada lagi kata-kata yang lebih cemerlang dari itu. (Caligula bersandar di bahu istri mucius sambil menggelitik wajah dan abdannya dengan hidung, tangan menggerayang ke tubuhnya) Sambil lalu, waktu tadi aku masuk, rupanya kalian sedang merencanakan sebuah komplotan, mau mengkudetaku ya? Suatu pemberontakan yang manis
BANGSAWAN TUA
Oh, tuan
CALIGULA
Tidak apa, dik sayang. Usia yang lanjut harus dihormati. Aku tak akan gusar. Tidak seorang pun diantara kalian yang punya kesanggupan untuk menajdi pahlawan…. Ah, aku ingat ada beberapa hal yang masih harus kubereskan. tapi sebelum itu aku mau melepaskan hasrat lelakiku dulu.
CALIGULA MENGAJAK ISTRI MUCIUS MASUK KE KAMAR SEBELAH. MUCIUS BERDIRI, TAPI TAK BISA BERBUAT APA-APA
CAESONIA (Dengan manis)
Mucius, tolong tuangkan anggur itu untukku (Mucius kaku tapi tetap melakukan dengan kaku dan terpaku lagi) Cherea, coba ceritakan mengapa tadi kalian bertengkar
CHEREA (Dingin)
Dengan segala senang hati, Caesonia. Perceksokan kami timbul dari perdebatan apakah puisi mesti haus darah atau tidak
SELAMA ADEGAN INI ADA SUARA-SUARA DI BALIK KAMAR SEBELAH YANG MENANDAKAN ORANG BERCUMBU, SUARA RINTIHAN, SUARA DERIT RANJANG, LENGUHAN , DESAH NAPAS DAN LAIN-LAIN
CAESONIA
Masalah itu menarik sekali, agak terlalu sulit untuk otakku, tentu. Tapi masih juga aku tercengang melihat ekcintaan tuan-tuan terhadap seni. Tapi kenapa sampai menimbulkan pertengakaran ke arah perkelahian!?
CHEREA
Itu aku dapat mengerti. Aku ingat ucapan Caligula baru-baru ini. Matanya, setiap kekhususan selalu berguncang keganasan
CAESONIA (Sambil makan)
Ada benarnya juga. Bagaimana tuan-tuan?
BANGSAWAN TUA
Tentu. Caligula memiliki pandangan tajam terhadap segi-segi rahasia dri hati manusia
BANGSAWAN I
Alangkah fasihnya ia waktu membicarakan semangat
BANGSAWAN II
Ia harus menuliskan pikiran-pikirannya, tentu banyak sekali gunanya
CHEREA
Dan apa yang lebih penting lagi dari itu. ia dapat mengisi waktunya
CAESONIA (Sambil makan)
Tuan-tuan akan gembira mendengar bahwa Caligula sepikiran dengan tuan-tuan. Ia sedang mengerjakan sebuah buku kini
ADEGAN 7
CALIGULA MASUK DIRINGKAN ISTRI PUCIUS
CALIGULA
Musicus. Ini kukembalikan istrimu dengan ucapan terima kasih. Maafkan aku masih ada pekerjaan
CALIGULA KELUAR DENGAN CEPAT DAN SALAH TINGKAH
CAESONIA (Pada Mucius)
Buku itu pasti sama tingkatnya dengan kita-kitab lama kita. Mucius, kau dengar apa yang kukatakan?
MUCIUS (Pandangannya masih terpaku pada arah Caligula keluar)
Ya, perihal apa buku itu Caesonia?
CAESONIA (Cuek)
Oh, itu aku tak tahu
CHEREA
Apakah ia membicarakan kekuasaan berdarah dari puisi?
CAESONIA
Ya, begitulah kukira
BANGSAWAN TUA (Riang)
Seperti yang dikatakan Cherea tadi, pekerjaan itu akan mengisi waktunya
CAESONIA
Ya, sayang. Tapi ada sesuatu yang barangkali tak kau suka dari buku itu. Judulnya
CHEREA
Apa judulnya?
CAESONIA
“Baja dingin”
CALIGULA MASUK DENGAN CEPAT
CALIGULA
Maaf, ada kepentingan Negara yang mendesak. (Kpeada Pengawal) Pengawal, semua lumbung-lumbung buat umum harus kau tutup. Perintah itu sudah kutandatangani, boleh kau ambil di ruang kerjaku
PENGAWAL
Tapi….
CALIGULA
Besok, kelaparan akan mulai
PENGAWAL
Rakyat nanti akan berontak
CALIGULA (Tegas dan jelas)
Kuulangi. Besok kelaparan nasional dimulai. Kita semua tahu apa arti kelaparan adalah suatu bencana. Aku akan mengakhiri bencana ini kapan aku mau. Jika kita mau bebas, maka itu Cuma bisa atas kerugian orang lain. Gila kedengarannya, tapi memang sudah begitu. (Sekilas memandang Mucius) Cobalah prinsip ini pada kecemburuanmu, nanti kau akan mengerti lebih banyak.
Dengan begitu kau akan tahu betapa buruknya cemburu itu! Suatu penyakit dari kekenesan dan angan-angan. Coba bayangkan istri kita sendiri…(Mucius greget, begitu mau buka mulut, Caligula mendahului) Nah, saudara-saudara, kita teruskan percantapan kita. Tahukah kalian bahwa aku dibantu Helicon telah bekerja keras. Kami telah menyelesaikan catatan kecil mengenai hukuman mati. Tentang ini tentu banyak yang ingin kalian tanyakan.
HELICON
Coba, kami ingin tahu pendapat tuan-tuan
CALIGULA
Kau harus tahu basa-basi Helicon. Antarkan mereka ke dalam rahasia-rahasia kecil kita. Ayolah, berikan mereka sebuah contoh. Bagian ketiga, bab perkara
HELICON
Hukuman membunuh menentramkan dan membebaskan. Sifatnya universal. Memperkuat dan tepat dalam penggunaannya seperti dalam tujuannya. Seorang manusia mati karena bersalah. Seseorang bersalah karena ia rakyat Caligula. Dengan begitu, maka semua orang bersalah dan harus mati. Cuma soal waktu dan kesabaran.
CALIGULA
Bagaimana? Kesabaran itu juga bagus dimasukkan. Ketahuilah, yang paling saya senangi pada kalian semua ialah ke sa ba ran. Nah, sekarang sudah saatnya tuan-tuan untuk meninggalkan tempat ini. Cherea tidak memerlukan kalian lagi. Caesonia, aku mau kau tinggal di sini, juga kau Lepidus dan sahabat kita Mereia.
Saya mau bicara dengan kalian tentang rumah pelacuran nasional. jalannya tak begitu baik, saya merasa khawatir tentang ini
YANG LAIN KELUAR. CALIGULA MENGIKUTI PUCIUS DENGAN MATANYA
CHEREA
Apa sebabnya ya? Apa pimpinannya tidak cukup pandai?
CALIGULA
Bukan. Ini soal pendapatan yang anjlok
MEREIA
Kalau begitu naikkan tariff masuk
CALIGULA
Kau terlalu tua, aku tidak perlu pendapatmu
MEREIA
Kalau begitu, kenapa aku disuruh tinggal?
CALIGULA
Aku perlu gagasan dingin dan tak terburu-buru
CHEREA
Kalau boleh aku mengutarakan pendapatku dengan nafsu, maka aku menyatakan bahwa salah benar jika ahrga atau tariff masuk dinaikkan
CALIGULA
Jelas sekali, yang diperlukan adalah perputaran yang lebih besar. Aku telah menceritakan rencanaku ini padaCaesonia dan ia nanti akan menceritakan kembali pada kau. Rupanya aku terlalu banyak minum anggur. Aku mengantuk
IA MEREBAHKAN DIRI DAN MENUTUP MATANYA
CAESONIA
Mudah sekali. Caligula telah menciptakan sebuah bintang jasa yang baru
CHEREA
Aku belum melihat hubungannya dalam soal ini
CAESONIA
Belum? Hubungannya ada. bintang ini akan dinamai, bintang pahlawan sipil dan akan dihadiahkan kepada mereka yang paling sering mengunjungi rumah pelacuran Caligula
CHEREA
Akal dan ide yang luarbisaa, sangat brilian….
CAESONIA
Memang. Ah, aku lupa mengatakan, bahwa bintang itu akan diberikan setiap bulan setelah pemeriksaan kartu masuk. Setiap orang dari golongan masyarakat manapun yang belum memperoleh bintang itu dalam dua belas bulan, akan dibuang atau di bunuh
CHEREA
Mengapa harus begitu?
CAESONIA
Karena Caligula mengatakan demikian, mereka diberikan hak untuk memilih; Dibuang atau mati
CHEREA
Sungguh dahsyat. Dua sasaran sekaligus. Mengurangi jumlah kepadatan penduduk dan menstabilkan ekonomi nasional, dengan begitu, moneter mudah-mudahan teratasi
CALIGULA MEMBUKA MATANYA SEDIKIT DAN MEMPERHATIKAN MEREIA YANG SUDAH TUA, BERDIRI DI SUDUT. MEREKA MENGELUARKAN SEBUAH BOTOL KECIL DAN MEMINUMNYA SEDIKIT
CALGULA (Masih berbaring)
Apa yang kau minum Mereia?
MEREIA (Kaget)
Oh, obat asma, tuan
CALIGULA (Bangun, mendekati Mereia, lalu membaui mulutnya)
Bukan. ini penawar racun
MEREIA
Ah, tuan main-main. Betul ini obat asma, akhir-akhir ini asma saya suka kumat
CALIGULA
Jadi kau takut diracun?
MEREIA
Asmaku….
CALIGULA
Dusta! Mengapa kau sembunyi-sembunyi. kau mengintip aku, kau takut aku meracuni minuman dan makanan tadi. Kau curiga padaku
MEREIA
Itu tidak betul. Aku berani bersumpah!
CALIGULA
Sumpah tai kucing! Jika kau minum tangkal racun, artyinya kau memberikan apadku untuk betul-betul meracun kau!
MEREIA
Bukan….maskudku….
CALIGULA
Karena kau curiga padaku, berartib kau siap menggagalkan maksudku (Caesonia dan Cherea mundur ke belakang, sementara Lepidus memperhatikan dengan ketakitan)Itu berarti dua kesalahan dan kesulitan yang tak dapat dielakkan. Seikranya aku inginkan kematianmu, dalam hal ini kau berusaha menghalangi kemauanku (Diam sejenak) Bagaimana Mereia? apa pendapatmu tentang logikaku?
MEREIA
Kedengarannya….cukup….cukup masuk akal. Ta…. Tapi…tidak ada hubungannya dengan soal asmaku ini
CALIGULA
Ini kejahatan. Kau menganggapku pander. Dengan menuduhku hendak melakukan sesuatu dan kemudian berusaha menggagalkannya, berarti kau telah melawan. kau seorang pemberontak dan ini artinya keberanian. Aku suka pada orang yang ebrani seperti kau, karena itu aku akan menghukum kau
Kau akan mati dengan terhormat. Kematian seorang pemberani (Mengeluarkan sebuah botol kecil. Suaranya ramah) Minum racun ini (Mereia menggelengkan kepala, menangis, memohon, Caligula tak sabar) Jangan menghilangkan waktu! Ayo, minum! (MEreia melepaskan diri, tapi Caligula mencengkram lehernya, mereka bergumul, botol kecil diletakkan di bibir Mereia tapi Mereia berhasil merebut botol itu. Segera Caligula memukul wajah Mereia berkali-kali dan mencekiknya sampai mati. Caligula berdiri tegak, menarik napas dan menggosok-gosokan tangannya. Lalu memberikan botol Mereia pada Caesonia) Isinya penawar racun
CAESONIA (Tenang)
Bukan. Ini obat asma
CALIGULA
Tidak apa. akhirnya toh sama saja
CALIGULA KELUAR TERBURU-BURU SAMBIL TERUS MENGGESEKKAN TANGANNYA
LEPIDUS (Gemetar)
Apa yang harus kita lakukan?
CAESONIA (Dingin)
Singkirkan dulu mayat ini, tidak sedap melihatnya
LEPIDUS DAN CHEREA MENGGOTONG MAYAT KE SAMPING
LEPIDUS (Pada Cherea)
Kita ahrus ebrtindak cepat
CHEREA
Kita memerlukan banyak orang….
SCIPION MASUK, TAPI BEGITU MELIHAT CAESONIA, IA HENDAK PERGI LAGI
CAESONIA
Masuklah Scipion
SCIPION
Perlu apa kau?
CAESONIA
Kemarilah (Tenang dan mengelus dagu Scipion) Masih ingat ketika ayahmu dibunuh?
SCIPION
Ya
CAESONIA
Kau menaruh dendam padanya?
SCIPION
Ya
CAESONIA
Kau mau membunuh dia?
SCIPION
Ya!
CAESONIA
Buat apa kau berterus terang padaku?
SCIPION
Karena aku tak takut pada siapapun juga. Membunuh atau di bunuh sama saja. Begitu pula kau tak akan mengkhianatiku
CAESONIA
Benar. Tapi aku mau bicara hal yang terbaik yang ada pada dirimu
SCIPION
Yang terbaik dalam diriku adalah balas dendam
CAESONIA
Dengarkan baik-baik apa yang akan kukatakan
SCIPION
Cepat katakan
CAESONIA
Sabar dulu, coba gambarkan lukisan kematian ayahmu. Bayangkan darah yang melelh di sudut bibirnya dan dengarkan kembali lolongan dan rintihan saat melepaskan nyawanya
SCIPION
Ya…ya…
CAESONIA
Sekarang, coba pikirkan Caligula (Raut wajah Scipion tiba-tiba berubah) Sekarang coba maklumi dia (Caesonia keluar, Scipion diam dan Helicon masuk)
HELICON
Caligula segera datang kemari. Kau pergilah, penyair
SCIPION (Sadar)
Helicon, tolonglah aku
HELICON
Berbahaya, merpatiku. Dan puisi tak berarti bagiku
SCIPION
Kau dapat membantuku, dan pengetahuan kau banyak
HELICON
Aku tahu kau mau membunuh Caligula…. Dan ia tidak akan peduli
CALIGULA MASUK, HELICON KELUAR
CALIGULA
Oh, kau? Sudah lama kau tak kelihatan. Apa kerjamu selama ini? Masih menulis? Apa karanganmu yang terakhir?
SCIPION (Kikuk, bimbang tak jelas)
Aku menulis sajak
CALIGULA
Tentang apa?
SCIPION
Eh, tentang alam. Barangkali
CALIGULA
Tema yang bagus. Apa yang telah dilakukan alam bagi kau?
SCIPION (Mengumpulkan kekuatan, dengan nada ironis)
Ia telah menghibur aku karena aku tidak menjadi pemimpin negara
CALIGULA
Betul? Jadi menrut hemat kau alam dapat menghiburku karena aku jadi pemimpin bangsa ini, begitu?
SCIPION
Mengapa tidak? Alam telah meneymbuhkan luka yang lebih besar dari itu
CALIGULA
Luka kata kau? Dari nada yang tersimpul, kau marah. Apa karena ayahmu kubunuh? Luka….tepat sekali. Ya, ya…. Tidak ada yang lebih baik untuk mengembangkan kecerdasa daripada kebencian dan dendam
SCIPION (Kaku)
Aku menjawab tanyamu tentang alam
CALIGULA DIAM, MENATAP SCIPION LALU MENDEKATINYA DANG DENGAN KASAR MENARIK WAJAHNYA OLEH KEDUA TANGANNYA
CALIGULA
Bacakan sajakmu untukku
SCIPION
Tidak. jangan suruh aku
CALIGULA
Mengapa tidak!?
SCIPION
Aku lupa
CALIGULA
Apa tidak bisa kau ingat?
SCIPION
Tidak
CALIGULA
Ceritakan saja isinya
SCIPION
Aku menulis tentang keselarasan
CALIGULA (Memotong)
Antara bumi dan telapak kita
SCIPION (Sebenarnya bingung)
Ya, hampir serupa itu, dan juga tentang raut wajah ibu pertiwi dan getar yang dibawa angina sejuk….
CALIGULA (Melepaskan Scipion)
Dan burung bercengkrama diudara…
SCIPION
Ya, ya….Dan saat yang indah waktu langit disirami dengan warna emas, dihiasi bintang…
CALIGULA
Wangi yangs edap dari dedaunan dan air yang menguap….
SCIPION (Dalam semacam ekstase)
Ya, dand erik Jangrik, kokok ayam, kicau burung….kenyamanan udara berbukit-bukit
CALIGULA
Dan jalanan tenggelam dalam bayangan berliku antara kebu-kebun the, sawah….
SCIPION
Ya. Ya, serupa itu betul! Bagaimana kau tahu!?
CALIGULA (Sambil menarik Scipion ke dadanya)
Entahlah, barangkali kita mencintai kebenaran yang sama!
SCIPION (Gemetar karena terharu, menekankan kepalanya ke dada Caligula)
Ah, peduli apa. yang aku tahu betul ialah bahwa segala yang kurasa atau kupikirkan, akhirnya menjadi cinta
CALIGULA (Sambil mengelus kepala Scipion)
Itu adalah hak istimewa dari hati yang mulia. Ah, ingin aku menyertai kejernihanmu. Tapi kesukaanku pada hidup masih besar. Tidak mungkin dipuaskan alam. Kau tidak akan mengerti itu. Dunia kau adalah dunia yang lain. Arah kau sering berbuat kebaikan, sedangkan arahku semata untuk kejahatan
SCIPION
Aku mengerti
CALIGULA
Tidak. Ada sesuatu dalam diriku, sebuah danau keheningan, sebuah lubuk air tidak mengalir, tetumbuhan yang busuk (Melepaskan pelukan dan sedikit berubah) Sajakmu itu memang bagus kedengarannya. Tapi kau suka mendengarkan pendapatku yang sebenarnya….
SCIPION (Sikapnya masih seperti tadi)
Ya….
CALIGULA
Sajak itu kurang darah
SCIPION (Terlompat tiba-tiba seolah-olah digigit ular lalu memandang dengan nanar kea rah Caligula dan ia berteriak)
Betapa buasnya kau! Mahluk buas yang menjijikan! Kau menipu aku lagi. Kau mempermainkan aku lagi, dan kini kau puas.
CALIGULA (Santai dan cuek)
Ada juga benarnya apa yang kau katakan itu. Aku memang tadi bermain
SCIPION (Masih marah)
Alangkah kotor dan hitamnya hatimu. Kau menderita dari kejahatan dan kebencianmu itu
CALIGULA
Sudahlah
SCIPION
Aku kasihan melihat kau
CALIGULA (Marah)
Cukup kataku!
SCIPION
Alangkah getir kesunyian kau ini
CALIGULA (Marah dan memgang bahu Scipion dan mengguncangnya)
Kesunyian! Kesunyian. Apa kau tahu tentang itu? Cuma kesunyian penyair dan segala orang yang lemah. Kau mengoceh tentang kesunyian, tapi kau tidak tahu manusia tidak pernah sendiri. Kita selalu diikuti oleh beban yang sama dari masa lalu dan masa datang, mereka yang kita bunuh selalu bersama kita. Tapi mereka bukanlah halangan yang besar. Sesal, rindu, getir, kenikamtan, lonte dans egala rombengan. Selalu, selalu mengikuti kita (Melepaskan Scipion lalu mundur) Sendiri! Ah, sekiranya dalam kesunyian in, dalam belantara yang dirasuki hantu, sekiranya dalam hal ini aku dapat mengenal, biarpun untuk sesaat, keheningan yang sebenarnya, kesunyian sebenarnya. kesenyapan pohon yang mendenyutkan! (Duduk seperti kelelahan) Sunyi!? Tidak, Scipion! Ia penuh dengan gemeretak gigi, menegrikan karena suara dan bunyi yang memekik-mekik
Jika aku bersama perempuan-perempuan yang kumiliki dan gelap melingkupi, aku berpikir, kini tubuhku telah beroleh kepuasan sehingga aku merasa diriku punyaku sendiri, terombang-ambing dalam hidup dan mati. Kesunyianku penuh dengan bau kenikmatan yang datang dari perempuan yang tergelimpang di sampingku
CALIGULA DIAM, KELIHATAN GUNDAH DAN SUSAH. SCIPION BERGERAK DI BELAKANGNYA MENDEKATI CALIGULA. DENGAN PERLAHAN DIULURKAN TANGANNYA KE ARAH CALIGULA, LALU DILETAKKAN DI ATAS BAHU CALIGULA. DENGAN TIDAK MEMBALIK KEBELAKANG, CALIGULA MELETAKKAN TANGANNYA DI ATAS TANGAN SCIPION
SCIPION
Setiap manusia punya penghibur dalam hidupnya. Sebagai penopang dalam melajnutkan hidupnya. Ia selalu kembali pada itu jika cobaan sudah terlalu besar
CALIGULA
Betul Scipion
SCIPION
Apakah kau tak punya seeprti itu dalam hidupmu? Apa tidak ada tempat untuk lari? Tak adakah perasaan yang membuat air mata mengalir? Tak ada pembujuk?
CALIGULA
Ada juga
SCIPION
Apa?
CALIGULA( Dengan tenang)
Rasa anggapan rendah
BLACK OUT
BABAK III
ADEGAN 1
SEBUAH HALAMAN ISTANA ATAU RUMAH CALIGULA. SUASANA PESTA, ADA PANGGUNG KECIL, KURSI KEHORMATAN, KURSI-KURSI UNDANGAN DAN KURSI LAINNYA, JUGA MEJA UNTUK MENYIMPAN BARANG SUMBANGAN WARGA DAN UANG. SEBUAH ALAT MUSIK DAN PEMAINNYA. HARI ITU HARI SUMBANGAN UNTUK NEGARA DAN PEMERINTAH DARI MASYARAKATNYA. HELICON MENJADI MC CAESONIA ATAU YANG LAIN (WANITA) MENJADI PENYANYI. CALIGULA DUDUK DENGAN PARA SAHABATNYA, JUGA PARA BANGSAWAN, UNDANGAN
HELICON
Yang terhormat pimpinan nasional, tuanku Caligula. yang terhormat pejabat dan petinggi Negara. Yang terhormat para pengusaha, Wakil daerah dan undangan serta masyarakat Caligula yang kami cintai.
hari ini merupakan hari berbahagia bagi kita semua, karena hari ini adalah hari perayaan “Sumbangan Nasional” untuk Negara dan pemerintah. Setiap individu dari masyarakat Caligula , wajib hukumnya menyumbang Negara sesuai kemampuannya. Satu hal lagi yang tidak kalah penting, yaitu. Setiap laki-laki dewasa diwajibkan untuk mengunjungi rumah pelacuran nasional yang tersebar di berbagai kota dan pelosok negeri in. Hari ini merupakan hari pertama untuk kewajiban hal tadi di atas, makanya sekaligus dirayakan untuk peresmiannya oleh tuanku Caligula. Beliau telah mengarang sebuah doa untuk dirinya sendiri dan negeri ini. Doa ini akan dinyanyikan oleh seorang penyanyi kondang negeri ini; Caesonia….
CAESONIA
Dewi duka dan kenikmatan
Terlahir di laut, getir dan terang karena busa
Dewi yang mengkaruniakan tawa dan sesal
Dendam dan gairah
Tujukkan kami ketidak pedulian
yang menyalakan cinta kembali
Ajarkan kami kebenaran tentang dunia ini
Kebenaran yang sebetulnya tidak ada
Berilah kami kekuatan untuk hidup
Menurut kebenaran dari segala kebenaran ini
Kayakanlah kami dengan pemberianmu
Dan siram wajah kami dengan cahaya kebengisanmu
yang tak berpihak
Dan kebencianmu yang sewemang-wenang
Bukalah di atas mata kami
Tanganmu yang penuh bungan dan pembunuhan
Terimalah kembali anak-anakmu
Yang mengembara ke dalam tempat suci cintamu
Yang tak kenal hati dan terima kasih
Berikan pada kami nafsu yang tak bertujuan
Kekesalan yang tak punya sebab
Dan kegairahanmu yang tak punya tujuan
Wahai dewi, begitu kosong, begitu bersemangat
begitu baik, begitu bersifat duniawi
Mabukkan kami dengan anggur kesama hargaanmu
Kenyangkanlah kami untuk selama-lamanya
Dalam payau hitammu
CALIGULA
Bgaus! Bagus! Nyanyian yang indah, doa yang indah, mudah-mudahan dikabulkan dan pasti terkabul
Ayo, mana derma kalian…
(Semua hadirin satu persatu memberikan dermanya di meja yang telah disediakan. Ada uang juga perhiasan. lalu mereka berbaris ke sebelah kanan)
Sebentar-sebentar! Kalau mau keluar, lebih baik ke sebelah kiri. Aku telah menempatkan prajurit sebelah kanan, dengan perintah supaya memanggal kepala kalian
(Semuanya keluar ke sebelah kiri dengan cepat dan agak kacau)
SCIPION (Pada Caligula)
Kau telah berbuat murtad, tuan Caligula
CALIGULA
Murtad. Apa itu?
SCIPION
Kau telah menghina langit setelah mendarahi bumi
HELICON
Anak muda memang suka kata-kata besar!
CAESONIA (Pada Scipion)
Kau lebih baik, hati-hati, anak muda. Saat ini, di negeri ini orang bisa mati karena mengucapkan perkataan seperti kau itu
SCIPION
Mungkin. Tapi aku telah memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya pada Caligula
CAESONIA
kau dengar itu Caligula? Ini yang masih kurang dalam pemerintahanmu. Seorang moralis muda yang berani
CALIGULA
Apa betul kau yakin pada Tuhan, Scipion?
SCIPION
Seseorang mungkin tidak merasa perlu untuk mengotorinya, atau pun meniadakan hak seseorang untuk yakin, biar pun seseorang itu adalah orang yang ingkar….
CALIGULA
Itu rendah hati namanya. Aku puas dengan keadaan kau ini. AKu sedikit iri hati pada kau.Rendah hati adalah satu-satunya rasa yang tidak pernah kumiliki
SCIPION
Kau bukan irihati padaku, tapi pada Tuhan!
CALIGULA
Kalau kau tak keberatan, itu akan tetap jadi rahasia kami – teka-teki besar pemerintahan ini. Kau tahu, orang hanya dapat menyalahkan aku akrena satu hal saja, aku telah melangkah lebih maju dari orang lain dan di atas jalan kemerdekaan. Bagi seseorang yang mencintai kekuasaan, persaingan Tuhan memang agak sedikit mengganggu. Tapi aku telah membuktikan pada dewa-dewa yang tak ada, bahwa setiap manusia tidak usah mendapat latihan dulu, jika ia pergunakan pikiran untuk berstrategi memainkan peranan dewa-dewa yang edan itu sampai sempurna
SCIPION
Itulah yang dinamakan murtad
CALIGULA
Bukan, Scipion. Itu adalah pikiran yang terang namanya. AKu telah menyadari berkali-kali, hanya ada satu jalan untuk menyamai dewa-dewa itu, yakni orang harus berlaku bengis seperti mereka
SCIPION
Orang harus bertidak Dzalim, begitu?
CALIGULA
Coba katakan, apa yang dimaksud dengan orang dzalim itu?
SCIPION
Suatu jiwa yang buta!
CALIGULA
Belum tentu. Seorang dzalim adalah seorang yang mengorbankan rakyat dan Negara untuk kepentingan cita-citanya sendiri. Sedangkan aku tidak punya cita-cita. Dan bagiku tak ada yang ingin kucapai dengan pertolongan kekuasaan dan kebesaran. Kalaupun kekuasaanku kupergunakan, maka itu hanya untuk mengimbangi
SCIPION
Mengimbangi apa?
CALIGULA
Kebodohan dan kebencian para dewa
SCIPION
Benci tidak dapat mengimbangi benci. Kekuasaan bukan peyelesaian. Hanya ada satu cara untuk mengimbangi keseteruan bumi ini
CALIGULA
Apa?
SCIPION
Kemiskinan
CALIGULA
Aku akan mencoba itu
SCIPION
Sementara itu mayat bergelimpangan di keliling kau
CALIGULA
Ah, itu Cuma berapa!? Aku mencoba memainkan peranan nasib. AKu pakai wajah jahat dan ajaib semi seorang dewa dalam dinas. Itulah yang dipuja oleh semua lelaki yang tadi hadir bersama kau disini
SCIPION
Kemurtadan yang sejati
CALIGULA
Bukan, Scipion. itu yang dinamakan seni drama. Kesalahan manusia ialah menganggap drama itu bukan sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh. Jika hal ini dipahami, setiap manusia akan dapat menjadi peran utama dalam sandiwara dewa-dewa ini dan kemudian menjadi dewa. Caranya, ia harus mengebalkan hatinya
SCIPION
Mungkin benar. Tapi jika ini benar, maka kau telah melakukan segala usaha untuk menentang sepasukan dewa-dewa manusia yang gelisah seperti kau. Menenggelamkan dalam darah, kedewaanmu yang berumur sesaat itu
CAESONIA
Scipion!
CALIGULA
Caesonia, biarkan dia! Ya, Scipion. Barangkali kau tak tahu telah menerka suatu kebenaran. AKu telah melakukan segala usaha ke arah itu. Susah bagiu untuk menggambarkan kejadian yang kau bicarakan itu. Tapi aku sering memimpikannya. Dan segala wajah yang muncul dari gelap dengan amarah, takut dan benci. AKu gembira karena telah melihatnya. buruk dan busuk bagi hati manusia. Sekarang pergilah, sudah lebih dari cukup kau disini
SEMUA PERGI KECUALI HELICON
CALIGULA
Helicon! (Sambil terus mencat kukunya)
HELICON
Ya?
CALIGULA
Bagaimana pekerjaan kau?
HELICON
Pekerjaan apa?
CALIGULA
Tentang itu…. Bulan
HELICON
Ah, betul juga, Bulan! Soal waktu dan kesabaran, aku ingin sedikit bicara dengan kau
CALIGULA
Asal singkat saja
HELICON
Ada sesuatu yang ingin kusampaikan. Penting!
CALIGULA (Seolah tak mendengarkan)
Ingat, ia pernah kudapat!
HELICON
Apa? Siapa?
CALIGULA
Bulan
HELICON
Oh, tentu, tentu. Begini, Apa kau tahu orang-orang berkomplot untuk menjatuhkanmu!?
CALIGULA
Lebihnya lagi, aku memiliki dia seluruhnya. Tapi Cuma dua-tiga kali
HELICON
Sudah lama aku hendak menyampaikan ini padamu
CALIGULA
Ini terjadi musim panas lalu, begitu sering ia kuelus-elus di tiang-tiang marmer di kebun, sehingga akhirnya ia mengerti
HELICON
Jangan main-main, ini serius! Ini kewajibanku untuk menyampaikannya padamu. Kau akan menyesal jika kau tutup telingamu
CALIGULA
Gincu ini tidak baik. Kembali masalah bulan, waktu itu adalah bulan September, suatu malam yang jernih. Ia kelihatan tersipu-sipu. Aku sudah beradu. Mula-mula ia merah darah, rendah di tepi langit. Kemudian ia mulai naik, makin lama makin cepat, lebih terang, makin tinggi, makin pucat, hingga akhirnya ia tak ubahnya sebuah kolam susu di tengah hutan. Meriah ditaburi bintang. Perlahan dengan agak malu ia menghampiri leeway udara malam yang panas, lembut, ringan tak bertara dan telanjang. Ia langkahi ambang pintu kamarku, meluncur ke tempat tidurku, lalu dituangkan dirinya ke dalamku dan akhirnya direndamnya aku dengan kehangatan dan senyumannya…..Ah, gincu ini betul-betul tidak beres. Jadi kau tahu Helicon, dengan tidak menyombong aku dapat mengatakan, bahwa aku pernah memilikinya.
HELICON (Kesal)
Maukah kau mendengarkan dan menyadari bahaya apa yang sedang mengancam!?
CALIGULA (BErhenti mewarnai kaki dan memandang Helicon)
Aku Cuma inginkan bulan, Helicon. Sudah lama aku menyadari ancaman itu. Belum lagi kuhabiskan segala yang dapat membuat aku hidup terus. Itu makanya aku inginkan bulan. Dan kau tak usah kembali ke sini sebelum bulan kau peroleh untukku
HELICON
Baiklah. tapi aku akan melakukan kewajibanku dan mengatakan padamu apa yang kuketahui. Sebuah komplotan sedang disusun untuk menentang kau. Pimpinannya Cherea. Aku menemukan dokumen ini, kau harus tahu isinya dan ini kuletakkan di sini (Ia meletakkan dokumen itu lalu pergi)
CALIGULA
Kau mau kemana, Helicon?
HELICON (Sambil pergi)
Mencari bulan untuk kau
ADEGAN 4
SUARA LANGKAH KAKI YANG TERBURU-BURU DISELINGI BATUK, CALIGULA MENUNGGU DAN TERNYATA BANGSAWAN TUA
BANGSAWAN TUA (Bimbang)
Maafkan saya….
CALIGULA
Bagaimana, Sayang. Kau rindu padaku ya?
BANGSAWAN TUA
Maaf, maksudku….Aku sebetulnya sangat setia padamu. Satu-satunya kenginanku ialah mengakhiri hidup ini dengan segala ketenangan
CALIGULA
Omong apa kau ini?
BANGSAWAN TUA
Begini….Soal ini sangat penting
CALIGULA
Tidak. Tidak penting
BANGSAWAN TUA
Apa maksudmu, tuan Caligula?
CALIGULA
Kita bicara perkara apa, manisku?
BANGSAWAN TUA (Gelisah, memandang sekeliling)
Maksudku, orang bikin komplotan menentang kau
CALIGULA
Nah, kan. Seperti kukatakan tadi, itu tidak penting sama sekali
BANGSAWAN TUA
Mereka mau bunuh kau, mengkudeta kau…
CALIGULA (Mendekat dan memegang bahunya)
Kau tahu, kenapa aku tidak percaya pada kau?
BANGSAWAN TUA
Demi para dewa…
CALIGULA (Memotong)
Jangan bersumpah. Dengarkan baik-baik. Misalkan saja apa yang kau beritakan itu betul. Berarti kau telah mengkhianati kawan-kawanmu sendiri, begitu kan!?
BANGSAWAN TUA
Maksudku, karena kasihku padamu
CALIGULA
Itu tak masuk akal bagiku. Aku benci pada sikap pengecut seperti kau ini, sehingga aku tidak pernah dapat menahan diri untuk menjatuhkan hukuman mati pada pengkhianat-pengkhianat macam kau. Tapi aku kenal kau, kawan baik. Dan aku tak ingin kau mati karena berkhianat
BANGSAWAN TUA
Ya, tentu
CALIGULA
Aku tak mempercayai kau dan aku bukan manusia pengecut, yak an?
BANGSAWAN TUA
Tidak, oh…tentu bukan
CALIGULA
Juga bukan pengkhianat?
BANGSAWAN TUA
Itu kau sendiri tahu…
CALIGULA
Jadi, kalau begitu tidak ada komplotan sama sekali. Yang kau ceritakan itu hanya olok-olok, kan?
BANGSAWAN TUA
Ya, ya. Hanya olok-olok (Dengan lemah)
CALIGULA
Kalau begitu,tidak ada orang yang bunuh aku kan?
BANGSAWAN TUA
Tidak ada. Tidak ada sama sekali
CALIGULA
Kalau begitu, pergilah sayang. Seorang lelaki yang punya kehormatan sekarang ini adalah seekor hewan yang begitu jarang kelihatan, sehingga aku tak tahan melihatnya lama-lama. Aku ingin sendiri menikmati pengalaman yang luar bisaa ini.
ADEGAN 5
CALIGULA MEMANDANG NANAR DENGAN TAK BERGERAK BEBERAPA SAAT LAMANYA KE ARAH WARKAH/DOKUMEN/SURAT ITU. KEMUDIAN DIAMBILNYA, LALU IA BACA, KEMUDIAN IA MENARIK NAFAS PANJANG, SESUDAH ITU PANGGIL PENGAWAL
CALIGULA
Bawa Cherea kemari. (Pengawal pergi) Sebentar (pengawal berhenti) Perlakukan ia dengan sopan (Caligula mondar-mandir, mendekati cermin) Jadi kau telah memutuskan kau untuk berpikir logis, dungu! Logis untuk selama-lamanya. Soalnya kini, kemana kau akan sampai dengan ini? (Ironis) Jika bulan dapat dibawa kemari, Maka segalanya akan lain. Begitu kan? Lalu yang mustahil akan jadi mungkin. Dalam sekejap mata semuanya akan berubah. Mengapa tidakk, Caligula!? Siapa tahu ( Ia memandang sekeliling) Makin lama makin sedikit orang di sekitarku. Aku ehran, kenapa bisa begitu? (Bicara lagi pada cermin) Kebanyakan yang mati, ini yang membuat kosong. Tidak, biarpun aku peroleh bulan, aku tak akan dapat lagi mengulangi langkahku. Bahkan biarpun mereka yang mati bergetar kembali di bawah belaian matahari, si pembunuh tak akan masuk karena itu (Marah) Logika, Caligula. Ikutkan dia terus. Kekuasaan tanpa batas. Keinginan tiada batas. tidak, tidak ada jalan kembali. Aku harus terus, terus sampai sempurnaaaa
ADEGAN 6
CALIGULA DUDUK DIKURSINYA, SAMBIL MENYELIMUTI DIRINYA DENGAN BANTAL, CHEREA MASUK
CHEREA
Kau memanggilku, Caligula?
CALIGULA
Ya, Cherea (Keduanya diam sesaat)
CHEREA
Ada yang mau kau katakan?
CALIGULA
Tidak, Cherea (Diam lagi)
CHEREA (Agak sedikit jengkel)
Tapi, betulkan kau memerlukan kehadiranku di sini?
CALIGULA
Ya, Cherea (Diam lagi sesaat) Maaf Cherea. Sikapku agak kasar. Aku lagi mengikuti pikiranku. Duduklah, kita ngobrol. Aku ingin betul bertukar pikiran dengan seorang cendekia (Cherea duduk untuk pertama kalinya sejak sandiwara ini dimulai) Cherea, Apa kau percaya dua orang yang sama sifat dan keangkuhannya, akan dapat berbicara dari hati ke hati? Biarpun hanya untuk sekali? Dapatkah mereka membuka diri seluruhnya, mengenyampingkan prasangka mereka, kepentingan diri sendiri dan segala dusta yang jadi modal hidupnya?
CHEREA
Ya, Caligula, aku kira mungkin saja. Tapi kau tak akan sanggup melakukan itu.
CALIGULA
Kau benar, Cherea. Aku Cuma ingin tahu apa kau sependapat denganku. Kalau begitu mari kita pakai topeng kita kembali dan kita siapkan segala dusta kita. Dan kita akan bciara seperti dua orang panglima berkelahi, dilindungi oleh perisai di segenap tubuhnya. Cherea, mengapa kau tidak suka padaku?
CHEREA
Karena tidak ada yang dapat disukai darimu. Perasaan seperti itu tidak dapat dipesan. Aku sangat paham tentang kau. Seseorang tidak mungkin menyukai suatu sifat dari orang itu sendiri yang selama ini selalu ia coba sembunyikan
CALIGULA
Tapi mengapa kau benci padaku?
CHEREA
Kau salah sangka, aku tidak benci pada kau. aku menganggap kau jahat dan bengis, Cuma sayang pada diri sendiri dan sombong. Tapi aku tak mungkin membenci kau. Aku tak yakin kau berbahagia. Dan aku tak dapat menghina kau, karena kau tahu kau bukan pengecut
CALIGULA
Kalau begitu, mengapa kau mau membunuhku?
CHEREA
Telah kukatakan tadi. Kau merusak. Aku ingin ketentraman, orang tidak bisa hidup dalam dunia pikiran edan yang bisa saja menjadi kenyataan. Ia selalu mungkin memasuki kehidupan mereka, seperti sebuah belati penusuk jantung. Aku dan yang lainnya tidak suka hidup dalam dunia seperti itu. AKu ingin tahu kepastian hidup dan aku ingin keamanan.
CALIGULA
Keamanan dan logika itu tidak sejalan
CHEREA
Itu benar, Memang tidak sesuai dengan logika, tapi dapat diterima akal
CALIGULA
Lalu?
CHEREA
Tidak ada lagi. Aku tidak bisa masuk pada logikamu. Pendapat kita tentang kewajiban sebagai manusia, berbeda sekali. Tapi aku tahu sebagian besar rakyatnya sependapat denganku. Perasaan mereka yang dalam telah kau perkosa. Sudah pada tempatnya dan sudah waktunya jika kau…enyah
CALIGULA
Cukup jelas dan cukup masuk akal. Kuakui, untuk sebagian besar manusia, hal itu adalah wajar. Tapi kau, kau orang pintar. Karena beroleh kepintaran ini, orang harus membuat pilihan satu diantara dua: Kau harus membayar harga kepintaran itu atau melepaskannya kembali. Kalau aku akan kubayar. Tapi kenapa kau tak suka membayar dan tak suka melepaskannya?
CHEREA
Karena yang kuinginkan adalah hidup dan kebahagiaan. Menurut hematku tidak mungkin jika orang memaksakan keedanan itu sampai keputusannya yang logis. Seperti kau lihat aku adalah manusia bisaa. Memang ada saatnya aku bebas dari mereka, ku inginkan kematian orang-orang yang kucintai, atau aku menginginkan perempuan yang sebetulnya tak boleh kujamah.
Sekiranya logika mutalk sifatnya, maka pada saat itu, tentu aku akan membunuh. Tapi aku menganggap pikrian-pikiran itu sesat dan dan sesat itu bodoh! Jika setiap orang menurutkannya, maka dunia ini tidak pantas didiami dan kebahagiaan pun tak akan pernah ada. Ini kukatakan sekali lagi yang kuanggap penting
CALIGULA
Jadi, kau yakin pada azas-azas lebih agung?
CHEREA
Ya
CALIGULA
Jadi semua orang berada di kedudukannya yang sama?
CHEREA
Ya. karena itu aku tak benci pada kau. Aku mengerti. bahkan sampai batas tertentu, aku sependapat dengan kau. Tapi kau mendatangkan celakan dan malapetaka. karena itu kau harus pergi
CALIGULA
Itu benar. Tapi mengapa kau korbankan nyawamu dengan menceritakan ini padaku!?
CHEREA
Karena orang lain akan menggantikan aku, dan karena aku tak suka berdusta
KEDUANYA DIAM SESAAT
CALIGULA
Cherea!
CHEREA
Ya….
CALIGULA
Percayakah kau, bahwa dua orang yang sama sifat dan kebanggaannya, biarpun hanya sekali dalam hidup mereka, dapat bicara dari hati ke hati?
CHEREA
Itulah yang baru aku lakukan
CALIGULA
Betul, Cherea. Apa kua kira aku tak sanggup melakukannya?
CHEREA
Kutunggu hukumanku?
CALIGULA (Heran)
Hukuman? Ah, aku mengerti. (Ia keluarkan dokumen itu dari saku mantelnya) Kau tahu ini Cherea?
CHEREA
Aku tahu itu berada di tangan kau
CALIGULA
Kau tahu ini ada di tangaku!? Jadi terus terangmu itu hanya sekedar sandiwara belaka. Ternyata kedua sahabat ini tidak membukakan hatinya masing-masing. Ya, ya. tapi itu tidak penting. Sekarang, kita hentikan kejujuran kita dan mulai hidup atas dasar yang lama kembali. Tapi terlebih dulu, ada sesuatu yang kuminta pada kau, berusahalah bersabar lebih lama dengan segala tingkah lakumu dan ketidak bijaksanaanku. Cherea, dokumen ini adalah satu-satunya bukti yang ada
CHEREA
Lebih baik aku pergi. Aku sudah bosan dengan lelucon seperti ini. Aku kenal kau dan aku sudah muak (Mau pergi)
CALIGULA
Tunggu, Cherea! Dokumen ini satu-satunya bukti, jelas!?
CHEREA
Bukti? Setahuku kau tak memerlukan itu untuk membunuh seseorang
CALIGULA
Betul. Tapi ini untu pertama kalinya aku membantah keinginan diriku sendiri. Tidak ada orang yang akan keberatan. Sekali-kali enak juga membantah diri sendiri. Rasa-rasanya aku perlu istirahat, Cherea
CHEREA
Aku tidak mengerti. Lagipula aku tidak suka dengan teka-teki seperti ini
CALIGULA
Aku tahu Cherea, kau manusia bisaa. Kau tak ingin hal-hal luar bisaa (Ketawa) Kau ingin hidup dan berbahagia. Cuma itu!?
CHEREA
Sudahlah! Cukup sekian saja (Mau pergi)
CALIGULA
Tunggu Cherea, belum. belum cukup, sabarlah sedikit. Kau lihat ini, dokumen bukti ini? Aku telah menemukan keputusan bahwa aku tak dapat menjatuhkan vonis tanpa bukti ini. Ini adalah istirahatku. Nah, kau lihat apa jadinya dengan sebuah tanda bukti dalam tangan seorang pemimpin berkuasa? (Mengeluarkan gretan dan membakar dokumen itu) Kau lihat, pemberontak! Dokumen ini kubakar! Bahkan para dewa tidak bisa mengembalikan kesucian dengan tidak menghukum terlebih dulu. Tapi pemimpinmu hanya memerlukan spercik api untuk membersihkan kau dan memberikan harapan baru. Teruskan Cherea, pelajaran yang barusan kita alami, kepada siapapun, dimana pun kau berada. Pimpimnanmu istirahat untuk sementara. Ini caranya hidup dan berbahagia
CHEREA MEMANDANG, TERMENUNG, HERAN. IA MEMPERLIHATKAN GERAKAN YANG SAMAR. CHEREA MAU BICARA TAPI TAK JADI, LALU PERGI TANPA PERMISI. CALIGULA MENGIKUTI DENGAN PANDANGANNYA.
BLACK OUT
BABAK IV
ADEGAN 1
PANGGUNG SETENGAH GELAP MASUK CHEREA DAN SCIPION. CHEREA MENYEBRANGI PANGGUNG (OUT STAGE) TAPI KEMUDIAN MUNCUL LAGI
SCIPION
Apa yang kau inginkan?
CHEREA
Waktu mendesak. Kita harus tegas mengenai yang akan kita lakukan
SCIPION
Siapa yang mengatakan aku tak tegas?
CHEREA
Kemarin kau tidak datang dalam pertemuan kita
SCIPION
Ya, memang
CHEREA
Scipion, aku lebih tua darimu. Bukan kebisaaanku untuk minta pertolongan orang lain. Tapi kali iniaku perlu kau. Rencana pembunuhan ini harus disokong oleh orang-orang terhormat. Mereka hanya dendam dan ketakutan yang parah, hanya kita berdua yang punya alas an-alasan bersih. Jika kau membelakangi kami kau akan tutup mulut. Aku percaya, tapi bukan itu soalnya. Yang kuinginkan adalah kau harus ikut kami.
SCIPION
Aku mengerti, tapi itu tak bisa kulakukan
CHEREA
Jadi kau dipihak mana?
SCIPION
Aku tak bisa menentang dia (Diam sesaat) Biarpun ia kubunuh, hatiku masih tetap akan bersama dia
CHEREA
Ia telah membunuh ayahmu
SCIPION
Ya, pada waktu itulah semua ini mulai dan waktu itu pun segalanya berakhir.
CHEREA
Ia mengingkari apa yang kau yakini. Ia injak-injak segala apa yang kau anggap suci
SCIPION
Aku tahu Cherea. Tapi sesuatu dalam diriku tetap rapat padanya. Api yang sama, menyala di hati kami berdua
CHEREA
Ada masa-masanya kita harus memilih. Aku sendiri telah membekukan segala yang ada dalam hatiku, yang mungkin membuat aku rapat pada dia
SCIPION
Tapi aku tidak bisa memilih. Aku punya kesedihan sendiri. Bersama dia, aku juga ikut menderita. Aku menyaksikan kesakitannya. Aku maklumi, itu kesakitanku
CHEREA
Dengan begitu, kau ada di pihaknya?
SCIPION
Tidak, Cherea! Jangan menganggap seperti itu. Aku tidak mungkin lagi memilih pihak siapapun juga
CHEREA
Aku lebih membencinya Karena ia telah menjadikanmu seperti sekarang ini
SCIPION
Ya. Ia mengajariku untuk menerima segala dalam hidup ini
CHEREA
Bukan, Scipion. Ia telah mengajarkan kau berputus asa. Meracuni jiwa yang masih muda tentang keputus asaan, adalah kejahatan yang lebih busuk dari kejahatan yang kini ia lakukan. Scipion, itu saja sudah cukup bagiku untuk membunuhnya (Cherea mau pergi. Tapi muncul Helicon dan mereka hampir bertabrakan)
ADEGAN 2
HELICON
Cherea, aku mencari-cari kau kemana-mana. Caligula mau mengadakan raoat, hanya terbatas bagi kawan-kawannya saja. Ia mengharapkan juga kedatanganmu (Pada Scipion) Hei nak, kau tak diundang. Pergilah
SCIPION (Memandang Cherea)
Cherea
CHEREA
Ya, Scipion
SCIPION
Cobalah maklumi
CHEREA (Ramah)
Tidak, Scipion
SCIPION DAN HELICON KELUAR
ADEGAN 3
SUARA RIBUT DI BELAKANG, DUA ORANG PENGAWAL MASUK SAMBIL MEMBAWA SENJATA. MENGGIRING BANGSAWAN TUA DAN BANGSAWAN I. KEDUANYA TAMPAK KETAKUTAN
BANGSAWAN I (Pada salah seorang pengawal dengan suara agak gemetar)
Per….Perlu apa dia memanggil kami pada waktu yang selarut ini…?
PENGAWAL
Jangan banyak Tanya. Duduk di sana (Menunjuk ke sebuah kursi di sebelah kanan)
BANGSAWAN I
Kalau ia Cuma mau bunuh kami seperti yang lain-lain, buat apa persiapan seperti ini?
PENGAWAL
Duduk, keledai!
BANGSAWAN TUA
Lebih baik kau turuti perintahnya. Dia hanya diperintah
PENGAWAL
Kau betul, sayangku…. (Ia pergi)
BANGSAWAN I
Seperti yang kukatakan, kita harus bertindak lebih pagi. Kini yang kita dapat Cuma siksaan lagi
PENGAWAL ITU KEMBALI LAGI DENGAN CHEREA LALU PERGI LAGI
CHEREA (Duduk tenang)
Apa yang terjadi?
BANGSAWAN TUA
Komplotan kita ketahuan
CHEREA
O? Lalu?
BANGSAWAN TUA
Kini kita akan disiksa
CHEREA
Aku ingat, Caligula menghadiahkan uang sebanyak satu juta kepada pencuri, karena ia tidak mau mengakui pencurian yang talh dilakukan, walaupun ia di siksa setengah mampus
BANGSAWAN I
Boleh juga hiburan begitu
CHEREA
Kejadian itu membuktikan bahwa ia hormat pada ketabahan (pada Bangsawan tua) Dengan hormat, hentikan gemertuk gigi itu! Aku benci mendengarnya
BANGSAWAN TUA
Maaf (Sambil menarik nafas)
BANGSAWAN I
Jangan main-main. Kita sedang dalam bahaya
CHEREA
Kalian tahu kata-kata yang paling disukai Caligula?
BANGSAWAN TUA
Ya. Ia katakan pada pengawalnya “Bunuh dia perlahan, supaya ia tahu bagaimana rasanya mati”
CHEREA
Bukan, bukan itu. Ada lagi yang lebih bagus. Setelah suatu pembunuhan, ia menguap lalu berkata dengan sungguh-sungguh “Yang paling kukagumi ialah kekebalan perasaanku” Ucapan itu menunjukan suatau kelemahan rencananya
BANGSAWAN TUA
Berhentilah kau berfilsafat, itu pekerjaan yang paling kubenci
PENGAWAL MASUK LALU MELETAKKAN SEBUAH PISAU DI ATAS SEBUAH MEJA
CHEREA (Tak melihat kejadian itu)
Filsafat? Memang susah memberikan nama filsafat padanya. Tapi bagaimana pun juga pengaruh orang ini memaksa seseorang untuk berpikir keras. Bahkan seluruh dunia berpikir keras. Ketidak pastian, Itulah sebabnya kenapa ia begitu dibenci
BANGSAWAN TUA
Lihat!! (Menunjuk pisau dengan gemetar)
CHEREA (Melihat pisau)
barangkali kau benar
BANGSAWAN I
Kita tidak boleh menunggu, kita harus bertindak segera
CHEREA
Ya, sesal itu selalu kemudian datangnya
BANGSAWAN TUA
Ini gila namanya! Aku tidak mau mati dengan disiksa caranya
ADEGAN 4
BANGSAWAN TUA PANIK LALU MENCOBA UNTUK LARI, DUA ORANG PENGAWAL MENCEGAH, LALU MENAMPAR MUKANYA DAN MEMAKSA DIA DUDUK KEMBALI. BANGSAWAN I GELISAH, CHEREA MENGUCAPKAN BEBERAPA PATAH KATA YANG TIDAK TEDENGAR BERMAKSUD MENENANGKAN MEREKA. MUSIK ENTAH JENIS APA TERDENGAR MISTERIUS. MEREKA TAMBAH GROGI DAN PANIK, SALING BERPANDANGAN. CALIGULA DI BELAKANG LAYAR BERBENTUK BAYANGAN/SILUET, MENARI-NARI DENGAN PAKAIAN AGAK ANEH, MEMAKAI ROK DAN MAHKOTA BUNGA.
BAYANGAN CALIGULA YANG SEDANG MENARI LAMA-LAMA HILANG DAN SEORANG PENGAWAL BERSERU DENGAN SUARA BERAT “TUAN-TUAN PERTUNJUKAN SUDAH SELESAI” DENGAN DIAM-DIAM CAESONIA MASUK DARI BELAKANG PUNGGUNG YANG HADIR. CAESONIA MULAI BICARA DAN YANG LAIN KAGET
CAESONIA
Caligula memerintahkan padaku untuk mengatakan kepada tuan-tuan, bahwa jika ia selama ini mengumpulkan tuan-tuan untuk kepentingan Negara, hari ini tuan-tuan ia undang untuk menyertainya dalam suatu keharuan seni (Diam sesaat) Selanjutnya ia menambahkan, bahwa siapa saja yang diundang tapi tidak hadir, akan dipenggal kepalanya (Mereka sling menoleh) Maafkan jika aku mendesak, tapi aku harus menanyakan apakah tuan-tuan suka pada tarian yang baru saja tuan-tuan lihat?
BANGSAWAN I (Ragu)
Su…suka sekali, Caesonia!
BANGSAWAN TUA
Indah. Indah bukan main
CAESONIA
Kau Cherea?
CHEREA (Dingin)
Seni yang bermutu
CAESONIA
Baik. Kusampaikan pada Caligula (Ia keluar)
CHEREA
Kita harus bertindak sekarang. Kalian tinggal dulu di sini. Sebelum fajar, sudah harus ada 200 orang di sini
CHEREA KELUAR
BANGSAWAN TUA
Jangan! Biar aku yang keluar (Cherea sudah menghilang) Udara di sini bau mayat
BANGSAWAN I
Dan dusta (Sedih) Aku mengatakan tarian itu bagus
BANGSAWAN TUA
Dilihat dari satu sudut memang asli
BEBERAPA BANGSAWAN LAIN MASUK SERTA UNDANGAN LAINNYA
BANGSAWAN II
Ada apa tuan Caligula memanggil kami kemari?
BANGSAWAN TUA
Untuk melihat tarian barangkali
BANGSAWAN II
Tari apa?
BANGSAWAN TUA
Maksudku kebaruan seni
BANGSAWAN III
Kudengar, Caligula sakit keras?
BANGSAWAN I
Memang. Ia sakit sekali
BANGSAWAN III
Sakit apa? (Gembira) Demi Tuhan, apa ia akan mati?
BANGSAWAN I
Kukira tidak. Penyakitnya berbahaya Cuma untuk orang lain
BANGSAWAN TUA
Ya. Itu tepat sekali
BANGSAWAN II
Aku mengerti. Apa tidak ada penyakit lain, tidak parah. Tapi keuntungan kita?
BANGSAWAN I
Tidak. Penyakit yang ia derita tak ada tandingannya. Maaf, aku mau lihat Cherea. Sebentar (Ia keluar)
CAESONIA MASUK
CAESONIA
Caligula sakit muntaber, barusan ia muntah darah (Ada reaksi dari hadiri)
BANGSAWAN II
Ya, Tuhan. aku berjanji akan mendermakan sepuluh milyar pada Negara sebagai tanda syukur jika ia sembuh
BANGSAWAN III (Berlebihan)
Wahai maut, ambilah nyawaku sebagai ganti nyawa pimpinan kita, tuan Caligula….
WAKTU ITU, CALIGULA SUDAH ADA DI PENTAS, TAPI TAK ADA YANG TAHU, MASUK DIAM-DIAMN DAN MENDENGARKAN PERCAKAPAN ITU
CALIGULA (Tepuk tangan, yang lain kaget mendekati bangsawan II)
Dermamu kuterima, Lucius. terima kasih banyak. Bendahara Negara besok akan ke rumahmu (Mendekati bangsawan III lalu memeluknya) Aku sangat terharu, begitu besar dan agungnya cintamu padaku, Cassius!!!
BANGSAWAN III (Penuh emosi)
Wahai Caligula yang agung, tak ada di dunia ini yang tak akan kukorbankan untuk kepentinganmu…
CALIGULA(Memeluk lagi)
Ini terlalu tinggi, terlalu mulia. Aku tidak patut menerima cinta yang begitu besar. Betul, aku tidak pantas, pemberian itu terlalu tinggi (Ia memanggil dua pengawal) Bawa dia! (Pada bangsawan III dengan manis) Pergilah sahabat dan jangan lupa, Caligula telah jatuh hati padamu
BANGSAWAN III (Sangsi dan gelisah)
Mau dibawa kemana aku?
CALIGULA
Ah….Ke tiang gantungan tentu. Tawaranmu yang mulia itu kuterima dan kini aku sambut. Bahkan rasa mual dan anyir darah di lidahku pun sudah hilang. kau yang telah menyembuhkan aku, mujarab sekali. Kau harus bangga, karena telah mengorbankan nyawamu untuk seorang sahabat. Apalagi sahabat itu, seorang Caligula, pemimpinmu, begitu kan!? Kau lihat, aku sudah segar kembali dan siap untuk pesta selanjutnya
BANGSAWAN III (Berteriak dan meronta)
Tidak, tidak! Aku belum mau mati!
CALIGULA
Segera jalan di pesisir pantai akan dipenuhi mimosa, perempuan-perempuan cantik akan memakai gaun yang paling tipis dan langit terang-cerah., sahabat. itulah seyum kehidupan ( Caligula mendekati bangsawan III yang dipegang kedua pengawal itu dan mengelus kepalanya) Kehidupan ini sahabat, sesuatu yang harus dicintai. kau tak akan mempermainkannya, kalau cintamu padanya cukup besar (Caligula mengibaskan tangannya sebagai pertanda menyuruh pergi, bangsawan III dibawa pergi) Yang kalah harus membayar, tak ada kata lain (Mendekat kearah Caesonia) Sampai saat ini pemerintahanku terlalu berbahagia. Tak ada bencana, kerusuhan, pertentangan. Kalaupun ada itu kecil dan mudah di atasi.
Karena itu aku mencoba menghilangkan kejahatan nasib. Maksudku…(Diam sesaat) Akulah yang menggantikan bencana itu? (Merubah suara) Sekian saja. O, kulihat Cherea datang. Kini gilranmu Caesonia
ADEGAN 5
CHEREA DAN BANGSAWAN I MASUK, CAESONIA BERGEGAS KE ARAH CHEREA
CAESONIA
Caligula telah mati (Caesonia pura-pura sedih, Cherea memandang ke sekliling. Yang hadir diam, ada yang tunduk karena takut)
BANGSAWAN I
Kau…. Kau tahu betul kemalangan ini? Mustahil! Barusan saja ia masih menari
CAESONIA
Justru karena itu, rupanya terlalu berat untuk dia (Cherea menghampiri seorang demi seorang, tapi tak ada yang berani bicara) Tak adakah yang mau kau katakan Cherea?
CHEREA (Lambat)
Kemalangan besar, Caesonia
CALIGULA MASUK DENGAN KASAR, LANGSUNG KE ARAH CHEREA
CALIGULA
Bagus, bagus sekali Cherea! (Ia berputar dan memandang yang lain dengan kesal) Sial! Yang diharapkan tak terjadi! (Pada Caesonia) Jangan lupa apa yang kukatakan (Caligula keluar)
BANGSAWAN TUA
Apa ia sakit Caesonia?
CAESONIA
Tidak, cintaku. Tapi tidurnya tidak lebih dari dua jam. Selebihnya mengembara dengan pikirannya. Sakit? Tidak, tidak sakit. Kecuali jika kau punya nama dan obat untuk bisul hitam yang bersarang di dalam jiwanya
CHEREA (Terharu oleh kata-kata Caesonia)
Betul, Caesonia. Kita semua tahu, Cali….(Dipotong cepat oleh Caesonia)
CAESONIA
Ya. Kau tahu. Tapi seperti mereka yang kekurangan jiwa. Kau tak mau menyokong mereka yang punya jiwa terlalu banyak. Orang yang begitu sangat mengganggu, yak an? Karena itu ia disebutkan penyakit. Tapi mereka yang merasa cerdik dibenarkan dan merasa puas (Berubah) Cherea, apa cinta ada artinya bagi kau?
CHEREA
Sekarang kita terlalu tua untuk menelaah itu kembali, Caesonia. Lagipula Caligula belum tentu memberi kita cukup waktu
CAESONIA
Betul (Duduk tenang) Oh, aku hampir lupa, Caligula menyuruhku untuk menyampaikan sesuatu pada tuan-tuan. Hari ini sudah ditetapkan sebagai hari seni
BANGSAWAN TUA
Menurut penanggalan?
CAESONIA
Bukan! Menurut Caligula! Ia telah memanggil beberapa orang penyair. ia meminta mereka membawakan sajak berdasarkan tema yang ia berikan. Nanti akan ada hadiah, juga ada hukuman (Caligula masuk, terlihat murung)
CALIGULA
Semua siap?
CAESONIA
Siap (Pada pengawal) Suruh semuanya masuk
MASUK BEBERAPA PENYAIR, DENGAN BERBAGAI GAYA PENAMPILAN, TERUTAMA PAKAIAN MEREKA. MEREKA BERKUMPUL DI SEBUAH BANGKU PANJANG
CALIGULA
Scipion, kau bergabunglah dengan mereka (Scipion berjalan nyebrang dan bergabung dengan para penyair) Mulailah kalian menulis, ingat hanya satu menit! (Para penyair mulai menulis)
BANGSAWAN TUA
Siapa yang jadi juri?
CALIGULA
Aku sendiri. Apa itu belum cukup?
BANGSAWAN TUA
Oh, tentu, tentu lebih dari cukup
CHEREA
Mengapa kau sendiri tak ikut?
CALIGULA
Tidak perlu. Sajak seperti ini sudah menjadi makananku sehari-hari. Aku membacanya setiap hari, menurut caraku sendiri. (Caesonia memandang Caligula dengan gelisah, Caligula juga memandangnya) Apa ada sesuatu dalam diriku yang tak menyenangkan hatimu?
CAESONIA
Tidak, maaf….
CALIGULA
Dengan segala hormat, janganlah merendahkan diri. Kau sudah cukup menyusahkan, jangan pula berendah diri (Caesonia menunduka kepala, Caligula berpaling kea rah Cherea) Kulanjutkan, sajak itu adalah satu-satunya yang pernah kubuat, tapi ia tidak membuktikan bahwa di negeri ini, akulah seniman terbaik dan sejati. Aku mengawinkan pikiran dengan perbuatan
CHEREA
Persoalannya, kita punya kekuasaan atau tidak
CALIGULA
Tepat. Seniman-seniman yang lain mencipta untuk menimbangi ketiadaan kekuasaan mereka. Aku tidak perlu menciptakan suatu hasil seni, tapi aku menghidupinya. Apa semuanya sudah selesai?
SESEORANG
Ya, sudah….
CALIGULA
Bagus. Sekarang dengar baik-baik. Seorang-seorang tampil dihadapanku, akan kumlai dengan bunyi tepukan dan kuhentikan juga dengan tepukan, begitu seterusnya. Penampil yang tidak diputus tepukan itulah yang jadi pemenang (Pada Cherea, berbisik) Kau lihat, organisasi perlu buat segalanya, juga untuk seni (Caligula bertepuk)
PENYAIR I
Maut, di belakang pantaimu gelap…. (Bunyi tepukan, ia mundur, diganti yang lainnya)
PENYAIR II
Dalam gaunmu, ketiga adik kakak….(Bunyi tepukan)
PENYAIR III
Kupanggil kau maut….(Bunyi tepukan)
PENYAIR IV(Membuat gerakan menarik nafas. Bunyi tepukan)
PENYAIR V
Kala aku masih kanak-kanak….
CALIGULA
Stop! Apapula hubungan masa kecil seseorang dungu dengan acara ini!? hubungannya apa?
PENYAIR V
Aku baru saja mau mulai, tuan (bunyi tepukan)
PENYAIR IV (Berteriak)
Gelisah. Ia jalani….meng…(Tepukan)
PENYAIR III (Misterius)
Ucapan rahasia dan menyebar…(Tepukan)
SCIPION MAJU TAK MEMBAWA APA-APA
CALIGULA
Mana catatan sajakmu?
SCIPION
Tidak perlu. Aku hafal
CALIGULA
Cobalah!
SCIPION (Lebih dekat pada Caligula, tapi tak melihat Caligula)
Penyair palsu adalah siksaan berat bagiku. Sebelumnya aku berniat menjadikan kalian serikatku. Pernah kubayangkan sekumpulan penyair yang berani melindungi aku di pertahanan terakhir. Satu impian lagi hilang. Kalian terpaksa kuanggap musuh. Nah, kini penyair pun memusuhiku. Perhatikan! Waktu kalian keluar dengan cara berbaris, kalian harus menjilati tulisan sajak kalian, mengerti! Maju…jalan! (Caligula bertepuk sesuai irama jalan penyair, mereka jalan tentara sambil menjilati kertas sajaknya)
CHEREA (Pada Bangsawan I, berbisik)
Masanya telah datang (Scipion mendengar, dia berhenti lalu pergi menghampiri Caligula)
CALIGULA
Apa kau tak bisa membiarkan aku sendiri seperti yang telah dilakukan ayahmu!?
SCIPION
Tak ada gunanya. Aku tahu, kini kau telah menentukan pilihanmu
CALIGULA
Tinggalkan aku
SCIPION
Ya. Aku akan pergi. Aku akan meninggalkanmu, karena kini aku telah mengerti kau. Tak ada jalan lain lagi buat kita – Kau dan aku yang begitu menyerupai dalam banyak hal. Aku akan pergi jauh mencari makna dari segala hal ini. Selamat tinggal Caligula. Jika semua telah berakhir, jangan lupa, aku sayang pada kau
(Scipion pergi, Caligula menarik napas panjang dan melangkan kea rah Caesonia.) (Sambil pergi)
Kau telah memilih, Caligula
CAESONIA
Apa katanya?
CALIGULA
Kau tak akan mengerti
CAESONIA
Apa yang kau pikirkan?
CALIGULA
Dia…. dan kau
CAESONIA
Mengapa dia?
CALIGULA (MEmandang Caesonia)
Scipion telah pergi. Habis sudah dengan persahabatan. Tapi kau….Aku bertanya…Mengapa kau masih ada di sini?
CAESONIA
….Karena aku suka padamu….
CALIGULA
Tidak. Barangkali aku bisa mengerti kalau kau kubunuh
CAESONIA
Ya, itu baik sekali. lakukanlah…. Mengapa, mengapa kau tidak bisa tenang barang sesaat dan hidup bebas, tanpa tertekan!?
CALIGULA
Telah bertahun-tahun aku lakukan hidup bebas itu
CAESONIA
Maksudku bukan kebebasan yang seperti kau artikan. maksudku, apakah tidak bisa kau hidup dan bercinta dalam kemurahan dan kemurnian hati?
CALIGULA
Kemurinain hati yang kaubicarakan, Setiap orang memperolehnya dengan caranya masing-masing. Kemurnian hatiku adalah untuk menyertakan hal-hal yang azazi sampai ke akar-akarnya benar. Walaupun begitu, aku tak merasa terhalang untuk membunuh kau. (Tertawa) Semua ini akan membulatkan hatiku, dan kehidupanku suatu puncak yang sempurna. (Berjalan, lalu ditariknya cermin kea rah dirinya, ia berjalan berputar dengan liar, ia bicara terus sambil berjalan) Aneh! Jika aku tak membunuh, aku merasa sendiri. Yang hidup rupanya tidak sanggup meramaikan hidupku dan menghilangkan keisenganku. Rasanya aku merasa kosong benar, jika kau dan yang lain hadir di sini. Mataku hanya melihat udara yang hampa. Tidak. Aku Cuma senang jika dikawani oleh orang-orang yang kubunuh (Ia menghadap penonton, ia lupa bahwa Caesonia ada di situ) Rasanya mereka yang telah mati yang betul-betul nyata. Mereka segolongan denganku. Kulihat mereka menungguku, menatapku. Percakapanku panjang sekali dengan mereka yang berseru kepadaku, supaya diampuni. Lidah mereka kemudian kupotong.
CAESONIA
Kemarilah! Berbaringlah di badanku, letakkan tangnmu di pangkuanku (Caligula melakukan permintaan Caesonia) Begitu lebih baik. Sekarang, tenangkanlah jiwamu, istirahatkanlah pikiranmu. Senyap betul di sini….
CALIGULA
Senyap? Kau terlalu melebih-lebihkan, sayang. Dengarlah! (Terdengar suara senjata beradu, lolongan anjing, jeritan kesakitan, langkah kaki. Suara-suara itu dari pikiran Caligula yang memang terdengar dari kejauhan) Kau dengar bunyi halus yang beribu banyaknya di sekeliling kita? Dendam sedang menyebar benih
CAESONIA
Tidak ada yang berani…
CALIGULA
Ada. Ke- bo-do-han!
CAESONIA
Kebodohan tidak membunuh. Ia memperlambat manusia berpikir
CALIGULA
Itu bisa berbahaya sekali, Caesonia. Seorang dungu tidak dapat dihalangi jika ia merasa martabatnya diinjak. Bukan mereka yang ayahnya atau anaknya yang telah kubunuh yang akan membunuhku. Bagaimana pun mereka cukup mengerti. Mereka di pihakku dan mengecap rasa yang sama di mulut mereka. Tapi yang lain, telah kujadikan buah tertawaan. Aku tak bisa bertahan terhadap kegetiran mereka yang diinjak
CAESONIA (Antusias)
Kami akan membela kau. yang mencintai dan menghormatimu masih banyak
CALIGULA
Ya. Tapi makin hari makin sedikit. Tak heran. Aku yang jadi sebab. Bukan saja kebodohan yang menentang aku, tapi juga keberanian dan keyakinan manusia yang berbahaya untuk beroleh kebahagiaan
CAESONIA
Tidak! MEreka tidak akan membunuhmu, jika mereka coba juga, api akan turun dari langit dan akan menghanguskan mereka sebelum mereka dapat membunuhmu
CALIGULA
Langit!? Langit tidak ada! Tapi mengapa kau tiba-tiba jadi shaleh? Kalau aku tidak salah, ini tidak termasuk dalam perjanjian kita….
CAESONIA
Belum lagi cukup buat kau! Melihat kau membunuh orang, sedang aku tidak tahu bahwa kau pun akan dibunuh!? Belum cukupkah aku merasa dirimu keras dan bengis? Meluap karena kegetiran, jika aku sedang meninabobokan kau!? Mencium bau pembunuhan jika kau meniduriku? Hari demi ahri kulihat kemanusiaan yang ada pada dirimu, mati sedikit demi sedikit (Diam sesaat) Ham….Aku tahu, sekarang aku tahu, Aku sudah tua dan kecantikanku mulai pudar. Tapi taka pa, aku suka yang alami. aku tak memikirkan apakah kau masih cinta atau tidak padaku. Aku Cuma ingin kau sehat. kau masih muda belia, hidup yang kau hadapi masih panjang. Coba katakan, apa yang ebrharga dari seluruh kehidupan ini?
CALIGULA (Tak menghiraukan, tapi mendekati Caesonia)
Kau sudah lama bersamaku
CAESONIA
Betul, kau tak akan melepaskan aku, bukan?
CALIGULA
Aku tidak tahu, aku Cuma tahu, jika kau sekarang masih bersamaku, maka itu adalah karena malam-malam kemikmatan yang tak mengandung kegembiraan. hanya kau yang tahu bagaiamana sebenarnya aku (Ia pangku Caesonia) Umurku kini 30 tahun, masih muda. Tapi hari ini jika nyata bahwa umurku hanya sampai segitu, kau akan tetap tinggal sebagai saksi terakhir. Aku tak bisa mencegah diriku untuk merasakan semacam rasa sayang terhadap seorang perempuan yang tak lama lagi akan jadi tua
CAESONIA
Katakan kau masih menginginkan aku, Maish mau bercinta denganku
CALIGULA
Aku tidak tahu. yang aku tahu Cuma perasaan sayang, ini adalah kejujuranku yang diberikan kehidupan ini.
(Caesonia melepaskan diri dari pangkuan Caligula. Caligula mengikuti dia. Caesonia menekankan badannya ke dada Caligula. Dan Caligula melingkarkan tangannya ke tubuh Caesonia)
Apakah tidak lebih baik jika saksi terakhir juga menghilang?
CAESONIA
Itu tidak penting. Ucapan kau membuat aku bahagia. Tapi mengapa aku tak dapat lagi membagikan kebahagiaanku dengan kau?
CALIGULA
Siapa yang mengatakan aku tidak bahagia?
CAESONIA
Bahagia sifatnya baik, ia tidak merusak
CALIGULA
Kalau begitu, bahagia ada dua macam. Dan aku telah memilih bahagia yang membunuh. Karena dengan membunuh aku jadi bahagia. Ada masanya aku mengira telah mencapai puncak darinkeperihan. Tapi tidak, orang bisa pergi lebih jauh lagi. Dibalik batas keperihan itu terbentang bahagia yang indah tapi tak hidup.
Pandanglah aku Caesonia…(Caesonia berbalik, memandang Caligula) Rasanya aku mau tertawa, Jika melihat bagaimana seluruh negeri ini menghindarkan untuk mengucapkan nama Drusila. Semuanya sudah salah duga. Cinta tidak cukup bagiku. Waktu itu telah kusadari, sekarang pun kusadari lagi jika aku memandang wajahmu. Mencintai seseorang berarti kita bersedia menjadi tua di samping seseorang itu. Cinta seperti ada di luar susunanku. Lebih baik Drusila mati daripada melihat ia menajdi tua. Kebanyakan orang mengira bahwa seseorang menderita karena oleh kematian perempuan yang kita cintai. Penderitaannya lebih banyak mempunyai arti dan kesedihan pun tak panjang umurnya. Kesedihan adalah suatu kemirisan.
Kau lihat, tak ada yang dapat kujadikan alas an dari suatu cinta yang murni, juga kegetiran, penyesalan yang jujur. Tapi hari ini aku lebih merdeka dari tahun-tahun yang lalu. Merdeka dari kenangan dan harapan. (Tertawa pahit) Alangkah besar arti pengetahuan ini. Dalam sejarah hanya ada dua yang betul-betul mencapai kemerdekaan ini. Kebahagiaan yang edan ini! Kau telah melihat sebuah drama yang jarang sekali terjadi. Sudah waktunya layer diturunkan buat kau
CALIGULA BERDIRI DI BELAKANG CAESONIA, SAMBIL MENDEKAP TUBUHNYA DAN TANGAN YANG SATUNYA MENCEKIK LEHER CAESONIA
CAESONIA (Dengan takut)
Tidak! Tidak mungkin! Bagaimana kau dapat menyebut kemerdekaan yang bengis itu. Kebahagiaan..???
CALIGULA
Itu adalah kebahagiaan,Caesonia. Aku tahu betul apa yang kuucapkan. Karena kemerdekaan ini, aku jadi manusia yang puas. Hanya berkat itu aku dapat merebut pencerahan dewata dari kesunyian
(Tambah bersemangat, sedangkan tangannya makin keras mencengkram Caesonia, Caesonia membiarkan dan tangannya terkulai. Caligula terus bicara ke telinga Caesonia)
Aku hidup, aku membunuh dengan penuh nafsu kekuasaan seorang perusak. Kekuasaan jika dibandingkan dengan kuasa yang pencipta, maka yang terakhir ini tidak lebih dari permainan anak-anak. Dan ini, inilah kebahagian. Tidak ada lagi yang lain – pembebasan yang tak dapat dibiarkan ini, penghinaan yang menghancurkan, darah, dendam di sekelilingku. Perjalanan hebat dari seorang laki-laki yang selama hidupnya mengelus-elus dan mengasyiki kegembiraan, tak dapat dikatakan dari seorang pembunuh yang tak dihukum. Logika yang gelisah menghancurkan hidup manusia (Ketawa) Yang menghancurkan hidupmu juga Caesonia. Sehingga akhirnya sempurna kesunyian yang dikehendaki hatiku
CAESONIA (Menggelepar dengan lemah)
Caligula…
CALIGULA (Makin bernafsu)
Jangan, jangan jadi lenah! Aku harus menyelsaikan ini. Waktu mendesak, Caesonia sayang.
(Caesonia terengah-engah, lalu mati. Caligula menggendong dan menjatuhkannya di meja. ia memandang dengan liar, suaranya jadi berat dan serak)
Kau juga berdosa! Tapi pembunuhan bukan penyelesaian!
ADEGAN 7
CALIGULA BERPUTAR DAN MEMANDANG NANAR KE ARAH CERMIN
CALIGULA
Caligula! kau juga. Kau juga berdos. Kini siapa yang bisa mengutuki aku di dunia ini? Tidak ada hakikat dan semua manusia berdosa
(Ia dekatkanb bayangan dirinya ke cermin)
Kau lihat, kawan yang malang, Helicon telah meninggalkan kau. Aku tak akan memperoleh bulan. Tidak kapanpun juga! Pahit sekali mengetahui dan mejalani penyelesaian ini
(Bunyi senjata beradu, derap kaki dan teriakan)
Dengar! Bunyi senjata! Yang tak berdosa mengangkat senjata dan yang berdosa akan menang. Mengapa aku tak di sana bersama mereka? Apa aku takut? Ini yang paling celaka, setelah menghina orang kemudian mengetahui diri sama pengecutnya dengan mereka. Taka pa, ketakutan pun punya akhir. segera akan kuperoleh kekosongan yang mengatasi segala pengertian. Di mana hati dan jiwa dapat berisitarahat.
(Ia mundur beberapa langkah, kemudian kembali ke cermin. Kini ia lebih tenang dan jiwanya mantap)
Sebetulnya sangat mudah. Jika kudapat bulan, jika cinta cukup, semuanya tidak akan seperti sekarang. Tapi dimana dapat kulepaskan dahaga ini? Hati manusia yang mana, dewa yang mana, yang akan memberikan padaku kedalaman sebuah danau?
(Berlutut dan menangis)
Tidak ada di dunia ini atau dunia sana yang sesuai dengan aku. Dan kini aku tahu kau pun tahu
(Sambil menangis, tangannya meraih cermin, dilihatnya wajahnya)
Yang kuperlukan hanya yang tak mungkin, yang mustahil. Aku telah mencarinyta di setiap sudut dunia, dalam liku-liku rahasia hatiku
(Suaranya menajdi teriakan)
Lihat! Kuulurkan tanganku; tapi selalu kau yang kujumpai. Cuma kau yang menghadapi aku. Aku benci padaku! Aku telah memilih jalan yang salah. Jalan yang tak mengantarkan aku ke mana-mana. Kemerdekaan, bukan kemerdekaan yang seharusnya. Gelap, gelap semuanya. Helicon tidak datang, kita akan selalu berdosa. Udara malam ini berat sekali seperti diisi dengan jumlah segala kesedihan manusia
LANGKAH-LANGKAH KAKI MAKIN LAMA MAKIN DEKAT. CALIGULA TEGAK. IA AMBIL SEBUAH KURSI DAN KEMBALI KE CERMIN, SAMBIL BERNAFAS BERAT. IA MERENUNG DI DEPAN CERMIN. TIBA-TIBA IA BERDIRI DAN MENGANGKAT KURSI ITU LALU DIHANTAMKAN KE ARAH CERMIN, SAMBIL BERTERIAK
Masuk. Masuki sejarah Caligula!
(Kaca pecah. Bertepatan dengan datangnya para pemberontak masuk berhamburan dengan senjata. Caligula berbalik menghadapi mereka dengan ketawa gila. Scipion dan Cherea yang berada paling depan, menusuk Caligula. Caligula masih tegak sambil memegang luka tusukan dan diiringi tawa gila. Tiga-empat orang menusuk berbarengan, Caligula mundur terjajar, masih tetap tertawa dengan napas yang tersengal. Satu hujaman lagi dari Scipion, sebelum ambruk, Caligula memekik)
“AKU MASIH HIDUP!”
BLACK OUT
SELESAI
Publikasi naskah ini dimaksudkan sebagai upaya penyediaan naskah drama dan sebagai bahan referensi pembelajaran bagi individu atau kelompok-kelompok teater yang membutuhkannya. Disarankan bagi siapa saja yang memiliki cukup akses, agar membeli buku terkait. Itupun dalam upaya membantu pengarang dan keluarganya. Kekayaan hak intelektual naskah ini tetap ada pada pengarangnya.Dan dimohon bagi pengunduh naskah ini untuk tidak menghapus catatan ini, sebagai bukti pertanggung jawaban saya sebagai pihak yang mengetik ulang.
Terima kasih.
Lee Birkin
Posting Komentar untuk "Contoh Drama Caligula Karya Albert Camus "
Silahkan Anda berkomentar dengan sopan. Saya harap Anda tidak memberikan komentar Spam. Jika komentar Anda mengandung Spam dengan berat hati akan saya hapus.
Posting Komentar