Contoh Terbaik Puisi Do'a - Dalam kehidupan sosial Sobat semua pastilah saling berkomunikasi. Saling berkomunikasi itu sendiri merupakan hal penting, karena jika Sobat tidak berkomunikasi dengan orang lain, maka Sobat tidak akan pernah dapat mengetahui bagaimana kepribadian dan karakter orang tersebut. Demikian pula jika Sobat tidak berbicara kepada sang Pencipta, maka Sobat tidak pernah bisa mengenal lebih dekat tentang siapakah Pencipta Sobat.
Nah,apa sih pentingnya berdoa dalam kehidupan kita? Mengapa kita harus berdoa dalam keseharian kita?
Doa merupakan alat komunikasi yang tidak hanya membawa kita lebih dekat kepada Pencipta, tetapi juga memberi kita kekuatan untuk mengatasi godaan dunia. Doa bukanlah susunan kata-kata yang panjang.
Kebanyakan dari kita gagal untuk menyadari bagaimana berdoa yang benar. Kebanyakan dari kita hanya berpikir bahwa berdoa adalah sesuatu yang harus kita lakukan untuk menjadi baik, sementara yang lain melakukannya karena hal itu adalah sesuatu yang menjadi budaya keluarga. Kemudian lagi, beberapa orang berdoa ketika memerlukan sesuatu atau saat jatuh ke dalam situasi yang buruk.
Kebanyakan dari kita gagal untuk menyadari bagaimana berdoa yang benar. Kebanyakan dari kita hanya berpikir bahwa berdoa adalah sesuatu yang harus kita lakukan untuk menjadi baik, sementara yang lain melakukannya karena hal itu adalah sesuatu yang menjadi budaya keluarga. Kemudian lagi, beberapa orang berdoa ketika memerlukan sesuatu atau saat jatuh ke dalam situasi yang buruk.
Berdoa bukanlah suatu tugas berat untuk diselesaikan setiap hari, tetapi berdoa harus menjadi kebiasaan yang menyenangkan; dengan waktu yang dihabiskan bersama dengan sang Pencipta. Disaat berdoa inilah kita mendapatkan suatu kehormatan untuk dapat berbicara dengan sang penguasa semesta, untuk berbagi pikiran dan keinginan yang terdalam dalam benak masing-masing.
Berikut bisa Sobat semua simak 5 Puisi Doa Pilihan yang masing-masing puisi tersebut mewakili gambaran hati pembuatnya.
Ada yang hendak terucap
sebelum Fitnah merusak Fitrah
kerinduan dalam sangkar rahmat Mu
membawa perjalanan jauh berliku
entah pada tujuan mana ia berlabuh pasti nya,
dekat di sisi Mu adalah anugerah yang tak bisa terucap oleh lidah.
Getir,
tawa,
dan air mata
daku lah yang punya
sedang Engkau lah yang cipta.
mangkir dari janji Mu
adalah pengkhianatan sia sia
sebab engkau tahu
apa apa yang tak ku tahu.
Ada yang hendak terucap di lidah
Lafadz nama Mu penuh dengan Maha
sedang aku penuh dengan hina
bagaimana pula aku bisa pongah?
Ada yang hendak terucap
sebelum menuju jalan pulang:
"Daku ingin kembali kepada Fitrah ku"
Doa tertutur kata
doa yang wakilkan asa
asa seseorang di dunia
tertutur suara juga nafas terhela
asa yang menjadi mimpi
mimpi yang ingin di gapai
tersimpan utuh dalam hati
terbangkanlah hingga langit Illahi
menjadi gelembung udara
terbang melesat angkasa
hantarkan semua duka lara
hantarkan tak terpandang mata
hantarkan keinginan kita
yang tak pernah bertemu lagi
sucinya cinta yang terzholimi
oleh egonya hasrat diri
oleh kerinduan yang senantiasa menyelimuti
Ayah..tak terasa begitu cepat waktu berlalu
kerinduan akan masa kecil bersamamu
kini hanya bisa kukenang, takkan bisa terulang
meskipun kini kau jauh disana
aku yakin kau akan bahagia
hanya do'a yang dapat kuberikan padamu kini
semoga apa yang telah kau berikan padaku dapat menjadi contoh
semoga aku menjadi pribadi yang sepertimu, tegas, berwawasan, dan berjiwa kasih
Masih membayang kenangan indah masa lalumu
kini semua benar benar berlalu
sedih ini bercampur pilu
tangis ini bercampur rindu
sesungguhnya aku..
masih butuh kasih sayangmu..
masih ingin dipelukanmu..
Namun, apalah dayaku
kini ku hanya bisa memandang nisanmu
mengenang jasa dan kebaikanmu
menuruti semua nasihatmu, Ayah..!!
Do'aku ini menemanimu disana
semoga Allah mengampuni dosa-dosamu
semoga Allah menerima amal ibadahmu
dan semoga tempat yang baik diberikan untukmu
Sekarang tawamu sudah tak bisa kudengar lagi
kulitmu tak bisa kusentuh lagi
wajahmu tak bisa kulihat lagi
Sungguh ku merindukan masa kecilku dulu
ingin ku bersamamu lagi
Namun semua itu tak mungkin bisa terulang lagi
karena kini batu nisan telah menghalangi
Kau meninggalkanku disaat aku belum bisa membahagiakanmu
kau meninggalkanku disaat aku belum bisa membalas jasa jasamu
kini hanya do'a dan keikhlasan yang bisa kuberikan padamu
semoga kau bahagia disana, Ayah..!!
"Ya Allah, ayahku telah membimbingku dengan baik,
telah melaksanakan amanah yang telah diembannya dengan baik
kumohon, kasihilah ia seperti ia mengasihiku dulu
sayangilah ia seperti ia menyayangiku dulu
dan pertemukanlah kami di surga nanti.."
Amiin...
Tidur sesudah Isya itu,
aku mencari-cari awal mimpimu
kalau-kalau kau ada di nirwana
tempat semua impian berkumpul.
Lama kucari sehampar sutra malam
tapi mimpimu belum jua terlabuh
barangkali tidurmu di guyur peluh
yang biasa berdiang di garang siang.
Sekarang lewat tengah malam,
masih kusimak semua lakon mimpi
sampai di sepertiga malam
telingaku sebagai mekar mawar.
Sesayup perlambang hening malam
kau berlutut di Tahajud yang sakral,
do'a-do'amu membuka gerbang langit
kudapati namaku kau sebut teriring salam.
Seketika kukemasi mimpi-mimpi tentangmu
aku bergegas melayari sutra malam
kubawa serta Do'a-do'amu pada Thaharah
dan aku rebah pada Tahajud yang sakral.
Sekeping hidup dalam buai panjang
pernah singgah, menepikan seraut episode menakutkan
di tengah makian debu debu menyesak dada
tak urung, nyanyian duka
telah disemai di puncak yang bukan milikmu
meski bibir gincu, menyapa hari hari yang asing
tak satupun nama tertanam di pepohonan
yang kekar dan sejuk
Merah jambu awan senja
bertepi putih membiru tepi langit
telah menyongsong wajah yang akrab dengan
lipatan jaman…guratan hidup mencumbu nafas
kala terlihat lelah kedua mata kita.
Kau mencoba mengukir sisi langit
yang membentuk barisan awan…bertanam mekar sari
seberkas himpitkan tajam sebagian langit
meluruhkanmu…..kembali sepi
dari indahnya wajah bulan di bumi dongeng
hanya tinggal, bahtera yang mengusung
serpihan layar menantang angin buritan
Lebih baik kau tawarkan mawar jingga
dalam sebagian malam
bertabur sayap malaikat dari rajutan langit
kemana lagi akan kau cincang hidup ini
bukankah potongan doa lebih indah
dari jarum waktu yang kau tinggalkan…